IKNB Didorong Tingkatkan Pembiayaan Kelautan dan Perikanan

 

NERACA

 

Jakarta – Dalam upaya memajukan sektor kemaritiman dan juga program nawa cita Presiden Joko Widodo, Industri Keuangan NonBank (IKNB) diminta untuk menyalurkan dan meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan. Menurut Deputi Komisioner Pengawas IKNB I Edy Setiadi, pihaknya akan berencana untuk meluncurkan program peningkatan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan pada IKNB.

Edy menjelaskan untuk tahap awal, OJK bersama perusahaan pembiayaan, Asuransi Umum dan Asuransi Jiwa akan menyalurkan pembiayaan Rp500 miliar yang akan disalurkan kepada proyek percontohan di 7 lokasi di Indonesia.

“Sebagai gambaran ada 12 perusahaan pembiayaan yang akan masuk dalam sektor kemaritiman ini, termasuk juga di asuransi ada 20 asuransi jiwa dan 2 asuransi umum yang masuk dalam pokja ini. Konsorsium ini akan merealisasikan penyaluran pembiayaan kelautan dan perikanan sebesar Rp500 miliar di tahun 2015,” ujar Edy.

Dia menjelaskan, dana yang disalurkan itu, nantinya akan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan sektor kemaritiman sesuai dengan kekhasan wilayah yang menjadi sasaran program OJK tersebut. Sedangkan program peningkatan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan pada IKNB ini akan dilaksanakan pada 11 Mei 2015. Dalam launching peningkatan pembiayaan itu, presiden Joko Widodo dan Direksi IKNB direncanakan akan hadir.

“Lokasinya 7 tempat, pertama di Klungkung Bali itu pembiayaan modal industri untuk sentra pemindangan (pengawetan) ikan. Di Yogyakarta akan dilakukan pembiayaan untuk pegolahan ikan. Di Batam ada penyaluran pembiayaan ke Koperasi Nelayan dan sarana pelabuhan terpadu. Kemudian penjualan ikan dan galangan kapal di Makassar dan Kendari. Juga ada pelelangan ikan di Sukabumi, lalu terakhir di Sibolga,” tukas Edi.

Selain penyaluran pembiayaan, lanjut Edy, OJK bersama IKNB juga akan melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk memberikan pemahaman dan perluasan wawasan kepada para nelayan agar lebih mudah mengakses layanan perbankan dan pembiayaan serta layanan industri keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan capacity building pada nelayan serta mengerti bagaiman proses pengajuan pinjaman baik kepada perusahaan pembiayaan maupun Asuransi.

“‎Ini kan supaya para nelayan ini mengerti proses bisnis seperti itu apa di asuransi dan bagaimana di pembiayaan lalu bagaimana proses pengajuan pembiayaan. Jadi mereka bisa berhadapan langsung dengan perusahaan pembiayaan atau asuransi. Kita akan jelaskan ke mereka (nelayan). Bentuknya itu nanti bisa workshop,” ucap Edy.

Nantinya dalam kedepannya, kata Edy, program peningkatan pembiayaan pada sektor kelautan dan perikanan ini akan menjadi program rutinitas tahunan dan berkelanjutan. “Akan ada penyebarluasan secara merata di 2015, 2016 dan seterusnya. Kita luncurkan program resminya ini tanggal 11 mei 2015. Ini merupakan proyek percontohan, setelah berhasil akan langsung kita sebarluaskan tahun depan,” tutupnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyaluran kredit produktif perbankan khususnya di sektor kelautan dan perikanan di sepanjang tahun 2014 hanya sebesar Rp17,6 triliun atau 0,49% dari total penyaluran kredit perbankan hingga akhir Desember 2014, yang mencapai Rp3.600 triliun. Oleh sebab itu, OJK terus mendorong perbankan meningkatkan porsi pembiayaannya di sektor kelautan dan perikanan. 

Menurut Deputi Komisioner Pengawas Bank 1 OJK, Irwan Lubis, dengan adanya program pemerintah untuk menjadi negara Kemaritiman maka dibutuhkan kontribusi besar dari industri keuangan. Dirinya berkeyakinan, program Kemaritiman pemerintah tersebut akan mendorong perbankan untuk meningkatkan porsi pembiayaannya di sektor kelautan dan perikanan. Dia menargetkan, penyaluran kredit di sektor kelautan dan perikanan akan tumbuh sekitar 67% di tahun 2015 ini atau menjadi Rp29 triliun.

“Dari hasil sementara antusias dari perbankan untuk meningkatkan pembiayaan di sektor ini cukup besar, 2015 akan tumbuh sekitar 67%, artinya yang tadinya cuma Rp17,6 triliun diharapkan bisa mendekati angka Rp29 triliun. Pembiayaan ini dari sisi mana saja, baik hulu maupun hilir,” ujar Irwan

 

BERITA TERKAIT

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

Aset Kelolaan Wealth Management BRI Naik 21%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat aset yang dikelola (asset under management) oleh…