Laba Bersih BII Naik Tajam - Kinerja Kuartal I

 

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) pada kuartal I-2015, membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) sebesar Rp255,6 miliar, atau naik 33,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur BII, Taswin Zakaria, menuturkan peningkatan kinerja tersebut, karena disiplin bank dalam melakukan pricing, baik untuk simpanan maupun pinjaman, serta didukung program pengelolaan biaya strategis yang telah diterapkan.

"Perlambatan pada ekonomi dan bisnis memengaruhi pertumbuhan kredit industri di kuartal I-2015. BII juga mengalami dampak dari perlambatan ekonomi dan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 6,2 persen dari Rp101,3 triliun pada Maret 2014 menjadi Rp107,6 triliun pada Maret 2015," ujar Taswin, dikutip dalam keterangan tertulisnya, akhir pekan kemarin.

Dia menjelaskan, meskipun terdapat perlambatan pada kuartal pertama, perbankan bisnis mencatat pertumbuhan kredit terbesar 15,3 persen dari Rp36,1 triliun menjadi Rp41,6 triliun, diikuti dengan pertumbuhan kredit perbankan ritel yang tumbuh 14,7 persen dari Rp36,7 triliun menjadi Rp42,1 triliun.

Menurutnya, pertumbuhan pada kedua bisnis melebihi pertumbuhan kredit industri, yaitu sebesar 12,3 persen (pertumbuhan industri per Februari 2015). Kredit dari perbankan global menurun 16,1 persen menjadi Rp23,9 triliun di Maret 2015 dari Rp28,5 triliun di Maret 2014, sejalan dengan re-profile yang dilakukan terhadap kredit korporasi untuk meningkatkan kualitas kredit dan cross-sell, serta memperbaiki likuiditas.

Lebih lanjut, dia mengatakan, BII melihat perkembangan positif pada segmen usaha kecil menengah (UKM) yang berada di bawah koordinasi perbankan bisnis. Portofolio kredit UKM mencatat pertumbuhan sebesar 15 persen dari Rp14,3 triliun di Maret 2014 menjadi Rp16,4 triliun di Maret 2015 dan mengelola kualitas aset yang sehat. Per Maret 2015, total portofolio pembiayaan mikro mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 271,6 persen mencapai Rp1.065 miliar dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu Rp286 miliar.

Dia menjelaskan, perbankan ritel juga mencatat pertumbuhan sehat pada kuartal pertama tahun ini. Portofolio kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 17,8 persen, disertai dengan kualitas aset yang baik. Sementara itu, kredit tanpa agunan meningkat 25,3 persen, dengan personal loan meningkat 76,8 persen dan tagihan kartu kredit sebesar 8,8 persen.

Perbankan elektronik juga menunjukkan perkembangan pesat. Hingga saat ini, 81 persen transaksi ritel menggunakan saluran elektronik. Dia menuturkan, perbankan syariah menunjukkan hasil yang baik, sejak BII mengimplementasikan strategi syariah first di seluruh unit usaha, cabang, dan memperbaiki model bisnisnya.

Total pembiayaan syariah tumbuh 116,2 persen dari Rp3,4 triliun di Maret 2014 menjadi Rp7,4 triliun di Maret 2015, memberikan kontribusi sebesar 6,9 persen terhadap total portofolio kredit BII. Kenaikan pada total pembiayaan syariah disertai dengan membaiknya kualitas aset yang tercermin dari penurunan non performing financing menjadi 0,77 persen dari sebelumnya 2,42 persen. Total simpanan meningkat 42,5 persen dari Rp3,2 triliun di Maret 2014 menjadi Rp4,6 triliun di Maret 2015.

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…