Industri Manufaktur - Saatnya Produk Kulit Bertaraf Internasional

NERACA

Jakarta - Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Harjanto mengatakan produk kulit dan produk barang jadi kulit di sektor industri alas kaki selama ini telah memberikan kontribusi positif terhadap PDB nasional sebesar 2,02% serta telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,5% dari total tenaga kerja industri manufaktur.

“Ke depan industri kulit dan produk kulit didorong menjadi lebih dalam strukturnya, karena industri kulit kita mutunya sudah baik, namun Indonesia belum memiliki brand yang bertaraf internasional,” kata Harjanto saat acara Press Conference Pameran Indo Leather and Footwear (ILF) 2015 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (30/4).

Oleh karena itu, pemerintah saat ini memprogramkan pengembangan produk dalam negeri dengan produk memiliki brand atau merek bertaraf internasional, salah satunya adalah dengan mengikutsertakan dalam pameran di luar negeri dan pameran di lima Bandara Internasional seperti di Medan, Jakarta, Yogya, Surabaya dan Bali.

Perlu diketahui, kerjasama investasi di Indonesia tidak diskriminatif terhadap investasi asing maupun lokal. “Dengan demikian, dapat saya tegaskan bahwa para investor yang akan melakukan investasi tidak perlu ragu untuk melakukan penanaman modal di Indonesia,” ujarnya.

Harjanto mengharapkan, dengan adanya pameran Indo Leather and Footwear 2015, produksi dalam negeri yang ikut dalam pameran ini selalu mengedepankan kualitas produksinya, sehingga menambah semangat industri untuk selalu berkomitmen melakukan produksi dengan mutu yang makin baik. Kami berharap industri yang mengembangkan dan meningkatkan kualitas hasil produksi akan tumbuh dan berkembang di Indonesia,” tegasnya.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendukung penyelenggaraan pameran Indo Leather and Footwear 2015 dalam rangka pengembangan industri alas kaki dan industri penyamakan kulit nasional. Pameran berskala internasional tersebut akan diikuti sebanyak 152 peserta dari 11 negara dan diharapkan dapat menampilkan berbagai jenis produk unggulan dalam negeri seperti alas kaki, kulit, barang jadi kulit, mesin dan peralatan serta aksesoris lainnya.

“Event ini merupakan momentum yang sangat penting bagi dunia usaha di bidang industri tersebut dan industri-industri pendukungnya. Hendaknya pameran ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan diharapkan dari pameran ini akan terjadi kerjasama di bidang investasi,” katanya.

Indo Leather and Footwear (ILF) 2015 adalah pameran ke-10 yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Mei 2015 dimulai pukul 10.00 – 19.00 WIB di JIExpo Kemayoran Jakarta. Pembukaan pameran tersebut akan diresmikan oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada tanggal 7 Mei 2015. Dengan luas area sebesar 5.000 sqm, diikuti sebanyak 11 negara meliputi Indonesia, China, India, Italia, Jepang, Malaysia, Taiwan, Thailand, Turky, Spanyol dan Vietnam.

Sekedar informasi dalam rangka meningkatkan daya saing Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Industri Alas Kaki dan Industri Produk Kulit, mesin/peralatan yang sudah berusia lebih dari 20 tahun mutlak perlu diremajakan atau direstrukturisasi dengan mesin/peralatan yang mempunyai teknologi lebih modern.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memandang perlu memberikan stimulan melalui kegiatan Restrukturisasi Mesin/Peralatan pada Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dalam rangka mendorong industri untuk meningkatkan daya saingnya melalui investasi mesin/peralatan yang lebih modern.

Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT yang telah diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007 dan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit sejak tahun 2009 selalu disambut positif oleh dunia usaha.

Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintah menetapkan untuk melanjutkan program ini pada tahun 2015 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 100 milyar dan diharapkan dapat memberikan dampak positif berupa pertama, pembiayaan investasi dari pihak Perbankan dan industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit sebesa Rp. 1 Triliun (US$ 80 juta). Kedua, penciptaan kesempatan kerja sebesar 10.000 orang untuk industri Tekstil dan Produk Tekstil serta industri Alas Kaki dan Industri Penyamakan Kulit. Ketiga, peningkatan efisiensi penggunaan energi dan biaya produksi serta menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing.

Petunjuk Teknis Program Revitalisasi Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki. Peraturan Menteri Perindustrian No. 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian No. 123/M-IND/PER/11/2010 tentang Program Revitalisasi Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki.

Peraturan Dirjen Basis Industri Manufaktur No. 03/BIM/PER/1/2015 tentang Petunjuk Teknis Program Revitalisasi Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…