Libur Panjang, IHSG Masih di Zona Merah

NERACA

Jakarta – Sama dengan kondisi sebelumnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah. Kondisi ini memperburuk level yang sudah dicapai sebelumnya akibat aksi jual investor. Tercatat, sejak awal perdagangan hingga akhir perdagangan, tekanan IHSG terus berlanjut. IHSG turun 136,594 poin (2,61%) menjadi 5.105.563. Sementara indeks LQ45 turun 31,360 poin (3,45%) menjadi 877,290.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kala penutupan pasar berada di Rp 12.895/US$. Menguat dibanding penutupan kemarin di 12.900-an/US$. Senior Fund Manager BNI Asset Management, Hanif Mantiq mengatakan, IHSG BEI kembali mengalami tekanan menyusul laporan kinerja emiten kuartal I 2015 yang telah dipublikasikan cenderung di bawah ekspektasi, situasi itu yang masih menjadi pemicu investor untuk melakukan aksi lepas saham,”Salah satu faktor penopang IHSG BEI itu kinerja emiten, jika mengalami penurunan dampaknya akan negatif ke pasar," katanya di Jakarta, Rabu (29/4).

Dari eksternal, lanjut dia, mayoritas bursa saham di kawasan Asia yang juga bergerak dalam area negatif menambah psikologis investor untuk melakukan aksi lepas saham di dalam negeri. Sentimen lainnya, dia menambahkan sebagian investor juga merasa kecewa terhadap peringkat Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) diekspektasikan mengubah outlook peringkat Indonesia menjadi positif dari saat ini stabil. Saat ini, peringkat kredit Indonesia berada di level BB+ (double B plus) dengan outlook stabil,”S&P masih cenderung netral dalam memandang Indonesia meski pemerintah telah melakukan kebijakan pemangkasan subsisidi BBM,”paparnya.

Berikutnya, indeks BEI masih tertekan seiring dengan libur panjang. Pada perdagangan kemarin, Aktivitas pasar berjalan ramai. Terjadi 283.032 kali transaksi yang melibatkan 8,3 miliar unit saham senilai Rp 9,7 triliun. Di atas rata-rata transaksi harian yang sekitar Rp 6 triliun.

Sektor consumer tercatat menjadi penyumbang terbesar anjloknya indeks dengan penurunan sebesar 90,9%, disusul oleh sektor manufaktur yang turun 45,6%, dan sektor aneka industri yang turun 38,9%. Saham-saham yang melemah dan menjadi top gainers di antaranya Bank Of India Indonesia (BSWD) naik Rp 435 menjadi Rp 3.800, Batavia Prosperindo Internasional (BPII) naik Rp 375 menjadi Rp 1.875, Samudera Indonesia (SMDR) naik 325 menjadi Rp 9.800, dan Darya-Varia Laboratoria (DVLA) naik Rp 260 menjadi Rp 1.740.

Sedangkan saham-saham yang masih bisa menguat dan masuk jajaran top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 2.250 menjadi Rp 42.250, Gudang Garam (GGRM) turun 1.000 menjadi Rp 52.225, Indocement (INTP) turun Rp 800 menjadi Rp 21.700, dan Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) turun Rp 800 menjadi Rp 2.905.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup turun 135,429 poin (2,58%) ke 5.106,728. Sementara itu indeks LQ45 turun 30,940 poin (3,44%) ke 877,710. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi 130.429 kali, dengan volume 3,369 miliar lembar saham senilai Rp 3,777 triliun. Sebanyak 60 saham naik, 220 saham turun, dan 65 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) naik Rp 435 ke Rp 3.800, Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) naik Rp 175 ke Rp 8.600, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) naik Rp 120 ke Rp 1600. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp 2525 ke Rp 41.975, PT United Tractors Tbk turun Rp 1.225 ke Rp 21.275, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) turun Rp 925 ke Rp 2780.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 12,59 poin atau 0,24% menjadi 5.229,56, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,20 poin (0,35%) ke level 905,45,”IHSG kembali bergerak melemah merefleksikan kekecewaan investor atas laporan kinerja emiten kuartal I 2015 beberapa emiten yang telah dirilis tercatat di bawah harapan," kata analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi.

Selain itu, lanjut dia, adanya anggapan atas laporan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2015 yang akan membukukan angka di bawah 5% atau lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2014 menambah sentimen negatif di pasar saham.

Kendati demikian, menurut dia, koreksi IHSG BEI pada beberapa hari terakhir ini memberikan ruang potensi kenaikan pada beberapa saham berkapitalisasi besar, hal itu dikarenakan beberapa saham itu kini telah bergerak di bawah level seharusnya,”Kondisi itu, kami lihat akan memberikan ruang 'rebound' jangka pendek," ungkapnya.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 147,15 poin (0,52%) ke 28.295,60, indeks Bursa Nikkei naik 75,63 poin (0,38%) ke 20.058,95, dan Straits Times melemah 9,56 poin (0,27%) ke posisi 3.486,01. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…