Lampu Kuning Pasar Modal - Jangan Anggap Remeh Anjloknya IHSG

NERACA

Jakarta –Sikap otoritas bursa dan juga pemerintah yang menilai anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) masih dinilai wajar dan tidak perlu direspon aksi panic jual untuk meredam kepanikan, dinilai langkah yang positif. Namun kondisi tersebut, kata ekonom Drjadad H. Wibowo jangan dianggap remeh oleh pemerintah. Pasalnya, bila tak segera memberi perhatian dan membuat tindakan akan membuat perekonomian Indonesia makin sulit.

Dradjad H.Wibowo, ekonom dan pendiri lembaga kajian strategis intelijen ekonomi DHW&Partners mengatakan, pemerintah jangan menganggap enteng melemahnya IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam beberapa hari terakhir,”Jelas berbahaya bila pemerintah anggap remeh koreksi indeks BEI saat ini. Pelaku usaha riil sudah terpukul oleh anjloknya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sudah di atas 15 persen dari tahun lalu. Saya bisa sebutkan satu per satu grup usaha yang sekarang kesulitan likuiditas karena revenue-nya dalam rupiah, tapi utangnya dalam valas. Utang mereka naik drastis karena kurs,”ujarnya di Jakarta, Rabu (29/4).

Dampak dari situasi itu, untuk pelaku usaha yang sudah di bursa, kini equity-nya anjlok. Sebagai bukti, kata Dradjad, yang berusaha di sektor perkebunan saja sudah anjlok sembilan persen sejak Senin hingga saat ini,”Jadi debt to equity mereka memburuk drastis. Di sisi lain, perbankan terkoreksi. Bank-bank BUMN besar sekali koreksinya. Saya pernah mengatakan, tanda liquidity crunch sudah sangat kuat. Hari ini mungkin saya harus katakan, kita sudah masuk liquidity crunch. Kondisinya serius sekali," tandasnya.

Kini, lanjut dia, kupon obligasi juga bergerak naik. Pertama, karena anjloknya penerimaan negara, dan kedua, karena koreksi di bursa saham dan valas. Lalu apa yang bisa dilakukan Pemerintah?,”Yang paling penting, yakinkan big guys itu, that you know what to do and you can deliver what you've promised to do. Bagaimana rinciannya? Saya cuma bisa bilang, kan orang pemerintahan ini lulusan luar negeri dan hebat-hebat semua," jawab Dradjad.

Yang dia maksud sebagai the big guys adalah sejumlah investor asing yang selama ini berinvestasi di pasar finansial Indonesia, namun belakangan merasa kehilangan kepercayaan terhadap kinerja serta kredibilitas pemerintah Indonesia.

Ditengah koreksinya indeks BEI saat ini, lanjut Dradjad, masyarakat sebagai investor harus menjadi investor cerdas dan tak sekadar jadi spekulan. "Kalau Anda tidak butuh uang segera, bisa tahan aset dalam setahun. Tapi, kalau Anda butuh likuiditas dalam waktu beberapa bulan ke depan, ya harus cut loss atau realisasikan keuntungan yang selama ini sudah terakumulasi,"ujarnya.

Dia melanjutkan, kalaupun hendak melepas, maka sebaiknya masyarakat memilih waktu yang tepat untuk melakukannya. "Karena biasanya ketika saham trennya anjok seperti sekarang ini, nanti akan ada beberapa hari di mana saham naik sedikit," imbuhnya.

Asal tahu saja, anjloknya IHSG yang dipicu penarikan dana oleh asing akibat turunnya tingkat kepercayaan asing atas kinerja dan kredibilitas pemerintah dalam menangani sektor perekonomian, membuat kepanikan investor untuk melakukan aksi jual. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…