Tukar Guling Mitratel Gagal - Saham Tower Bersama Terancam Terkoreksi

NERACA

Jakarta - Kemungkinan gagalnya tukar guling saham saham antara anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), akan memberikan imbas negatif ke saham TBIG.

Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan mengatakan, saham TBIG telah naik 15% sejak pengumuman transaksi tukar guling itu. Jika transaksinya batal, maka saham TBIG pun bisa terimbas negatif,”Saham emiten menara terbesar di Indonesia tersebut akan ditransaksikan dengan nilai perusahaan per EBITDA (EV/EBITDA)  sebesar 20x. Sedangkan konsensus analis yang memperkirakan transaksinya akan berlanjut, menilai EV/EBITDA TBIG di posisi 16x,”ujarnya dalam risetnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, dengan adanya usut pembatalan transaksi itu, Ariyanto memprediksi, EBITDA TBIG akan turun sekitar 25% sampai 30%. Pada akhirnya ini bisa memicu pemberian target harga yang lebih rendah bagi TBIG. Menurutnya, target harga saham TBIG bisa terkikis 13% ke posisi Rp 8.000.

Di sisi lain, Ariyanto menilai TLKM bisa mendapat nilai lebih apabila tukar guling saham dengan TBIG dieksekusi. Ia melabelkan netral bagi TLKM dengan target harga Rp 2.900. Pada perdagangan Selasa, saham TBIG tercatat mengalami penurunan sekitar 3,4% menjadi Rp 8.425. Sedangkan saham TLKM diperdagangkan turun 1,07% menjadi Rp 2.780.

Sebagai informasi tambahan, TBIG menganggarkan dana sebesar Rp 2,2 triliun untuk melakukan pembelian kembali alias buyback sebanyak-banyaknya 236 juta saham atau 5% dari seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh. Dijelaskan, aksi buyback saham TBIG ini sehubungan dengan perjanjian perseroan dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pada tanggal 9 Oktober 2014, TBIG dengan TLKM telah menandatangani perjanjian pemegang saham dan perjanjian penukaran saham dalam rangka pengambilalihan Mitratel. Dalam perjanjian tersebut TLKM akan menyerahkan seluruh kepemilikan sahamnya pada Mitratel dan menukarkan dengan 762,5 juta saham TBIG.

TBIG akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 27 Mei 2015. Selanjutnya, buyback saham ini akan dilakukan dalam waktu paling lama 18 bulan setelah RUPS. Maka dalam rangka mempersiapkan penukaran saham tersebut, TBIG meminta para pemegang saham menyetujui aksi buyback ini, dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, TBIG mencatat kinerja yang terus membaik, dengan menghasilkan arus kas yang melebihi jumlah ynag diperlukan.

Saat ini perseroan memiliki tingkat kewajiban utang (leverage) baik, bahkan masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan leverage apabila diperlukan. Kedua, saldo laba TBIG yang belum ditetapkan penggunaannya per 31 Desember 2014 tercatat sebesar Rp 3,63 triliun. Ketiga, pembelian kembali saham ini tidak akan melebihi 5% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Terakhir, perseroan bermaksud memperoleh alternatif terbaik dalam rangka menyelesaikan penukaran saham yang terbaik dan dalam waktu secepat-cepatnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…