Instruksi Presiden - Hati-hati Ajukan Utang

NERACA

Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas, Andrinof A. Chaniago mengatakan, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pengajuan pinjaman atau utang dari luar negeri harus dilakukan secara matang dan hati-hati untuk menghindari ketergantungan dari negara atau pihak lain. "Presiden bermaksud untuk mengurangi ketergantungan. Tapi, tidak ada kata dari Presiden bahwa kita keluar atau kita tidak boleh berutang (baik bilateral maupun multilateral)," katanya di Jakarta, Selasa (28/4).

Lebih jauh Andrinof mengungkapkan, secara tegas, Presiden menginginkan bila perekonomian global tidak boleh didominasi oleh segelintir lembaga-lembaga keuangan internasional. Salah satu cara agar tidak ketergantungan tersebut, menurut Andrinof, pemerintah akan meningkatkan kualitas pinjaman luar negeri. Misalnya, penarikan pinjaman akan dilakukan dengan masa pinjaman yang lebih singkat.

Kemudian, lanjut Andrinof, proyek infrastruktur yang pendanaannya dari pinjaman luar negeri juga akan dipercepat pelaksanaannya. Selain dapat mempercepat masa pinjaman asing, upaya tersebut juga agar manfaat ekonomi dari proyek tersebut dapat segera terasa bagi perekonomian serta mengurangi beban fiskal akibat pembayaran bunga pinjaman.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Indef, Enny Sri Hartati, meminta pemerintah tidak lagi menambah utang negara selama utang itu tidak digunakan secara produktif untuk belanja modal. “Selama utang itu tidak produktif untuk pembangunan maka pemerintah jangan lagi menambah utang,” katanya.

Apalagi kondisi rupiah pada tahun 2015 dproyeksikan akan mengalami depresiasi, mengingat kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik, belum lagi wacana kenaikan suku bunga AS, The Fed, yang kalau memang jadi dinaikan investor banyak yang lari, atau membalikan dananya kesana, kondisi itu akan berdampak buruk pada rupiah. “Jika utang bertambah, maka beban bunga utangnya ikut bertambah pula. Apalagi di tengah kondisi rupiah yang sedang tidak bagus, beban bunga utang bisa merangkak naik,” tandas Enny. [agus]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…