Waspadai Katarak Pada Anak

 

Waspadai Katarak Pada Anak
NERACA
Katarak pada anak (Katarak Kongenital dan Infantil) termasuk penyakit yang telah dapat dideteksi sejak usia dini untuk mencegah kebutaan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini dan menghimbau melakukan pemeriksaan mata anak sedini mungkin. 
Secara global, terdapat 1,4 juta kebutaan pada anak dan hampir setengahnya dapat dicegah. Prevalensi kebutaan terkait dengan status sosial ekonomi negara, mulai dari sekitar 3/10.000 di negara-negara industri untuk 15/10.000 di negara-negara miskin. Penyebabnya bermacam-macam, dapat karena herediter, infeksi selama masa kehamilan, kelainan sistemik pada usia dini ataupun idiopatik.
 
Buta katarak pada anak berpengaruh terhadap fungsi penglihatan, karena lensa mata dalam keadaan keruh sejak usia dini, menghalangi cahaya masuk ke dalam mata dan berakibat gambar yang dihasilkan pada retina mata tidak jelas/kabur, terutama pada obyek yang kecil dan halus tergantung derajat beratnya katarak. Biasanya mata anak dengan katarak terlihat seperti ada keputihan di pupil/ anak-anakan matanya. 
Selain itu anak menunjukkan gejala silau pada cahaya matahari dan perkembangan penglihatan yang lambat dibandingkan anak dengan penglihatan normal. Penanganan yang terlambat dapat mempengaruhi kualitas penglihatan pada anak.
Sedangkan data hasil Survei Indera Penglihatan dan Pendengaran pada tahun 1993 – 1996, angka kebutaan nasional Indonesia mencapai 1,5% atau yang tertinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya, dan lebih dari separuh angka kebutaan tersebut disebabkan oleh katarak. Kondisi Indonesia sebagai negara tropis dengan paparan sinar ultraviolet yang tinggi menjadi faktor pemicu kejadian katarak selain faktor degeneratif.
 
“Pada pasien anak, prosedur operasi katarak menjadi lebih komplek dibandingkan pasien dewasa/lanjut usia, sehingga prosedur operasi dilakukan dengan anastesi umum untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan operasi,” kata Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, Ketua Servis Oftalmologi Pedriatik dan Strabismus. 
Lanjut Dr. Retno, pasien juga harus menjalani pemeriksaan pra-operasi terlebih dahulu, yang meliputi kondisi awal sebelum operasi, perlu tidaknya ditanam lensa intraokular sampai dengan pemeriksaan kondisi keseluruhan pasien agar benar-benar siap menjalani operasi katarak.
 
"Operasi katarak pada pasien anak merupakan awal dari proses pemulihan fungsi penglihatan, untuk meningkatkan fungsi saraf mata diperlukan pengobatan tahap lanjut yaitu terapi amblyopia. Hal ini terutama untuk membiasakan fungsi mata yang sejak awal dalam kondisi tidak normal karena tertutup katarak. Peran orangtua dan keluarga pada pasca operasi menjadi penting untuk memastikan penyembuhan terbaik dan meminimalkan risiko infeksi," katanya.
Penerapan teknologi canggih pada prosedur operasi katarak juga menjadi faktor pendukung kesuksesan. JEC @ Kedoya, sebagai rumah sakit mata yang telah mendapatkan akreditasi berstandar internasional dari Joint Commission International (JCI) USA, memastikan kemampuannya dalam menangani pasien katarak anak dan katarak dewasa.
 
JEC secara konsisten terus menerapkan teknologi mutakhir dan mengembangkan kualitas teknologi operasi mata demi memberikan layanan terdepan kepada pasien, salah satunya penerapan teknik fakoemulsifikasi pada operasi katarak dengan teknologi Centurion dan selain itu juga teknologi  Femtosecond Laser Cataract Surgery (operasi katarak tanpa pisau).

 

 

 

NERACA

 

Katarak pada anak (Katarak Kongenital dan Infantil) termasuk penyakit yang telah dapat dideteksi sejak usia dini untuk mencegah kebutaan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini dan menghimbau melakukan pemeriksaan mata anak sedini mungkin. 

 

Secara global, terdapat 1,4 juta kebutaan pada anak dan hampir setengahnya dapat dicegah. Prevalensi kebutaan terkait dengan status sosial ekonomi negara, mulai dari sekitar 3/10.000 di negara-negara industri untuk 15/10.000 di negara-negara miskin. Penyebabnya bermacam-macam, dapat karena herediter, infeksi selama masa kehamilan, kelainan sistemik pada usia dini ataupun idiopatik.

 

Buta katarak pada anak berpengaruh terhadap fungsi penglihatan, karena lensa mata dalam keadaan keruh sejak usia dini, menghalangi cahaya masuk ke dalam mata dan berakibat gambar yang dihasilkan pada retina mata tidak jelas/kabur, terutama pada obyek yang kecil dan halus tergantung derajat beratnya katarak. Biasanya mata anak dengan katarak terlihat seperti ada keputihan di pupil/ anak-anakan matanya. 

 

Selain itu anak menunjukkan gejala silau pada cahaya matahari dan perkembangan penglihatan yang lambat dibandingkan anak dengan penglihatan normal. Penanganan yang terlambat dapat mempengaruhi kualitas penglihatan pada anak.

 

Sedangkan data hasil Survei Indera Penglihatan dan Pendengaran pada tahun 1993 – 1996, angka kebutaan nasional Indonesia mencapai 1,5% atau yang tertinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya, dan lebih dari separuh angka kebutaan tersebut disebabkan oleh katarak. Kondisi Indonesia sebagai negara tropis dengan paparan sinar ultraviolet yang tinggi menjadi faktor pemicu kejadian katarak selain faktor degeneratif.

 

“Pada pasien anak, prosedur operasi katarak menjadi lebih komplek dibandingkan pasien dewasa/lanjut usia, sehingga prosedur operasi dilakukan dengan anastesi umum untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan operasi,” kata Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, Ketua Servis Oftalmologi Pedriatik dan Strabismus. 

 

Lanjut Dr. Retno, pasien juga harus menjalani pemeriksaan pra-operasi terlebih dahulu, yang meliputi kondisi awal sebelum operasi, perlu tidaknya ditanam lensa intraokular sampai dengan pemeriksaan kondisi keseluruhan pasien agar benar-benar siap menjalani operasi katarak.

 

"Operasi katarak pada pasien anak merupakan awal dari proses pemulihan fungsi penglihatan, untuk meningkatkan fungsi saraf mata diperlukan pengobatan tahap lanjut yaitu terapi amblyopia. Hal ini terutama untuk membiasakan fungsi mata yang sejak awal dalam kondisi tidak normal karena tertutup katarak. Peran orangtua dan keluarga pada pasca operasi menjadi penting untuk memastikan penyembuhan terbaik dan meminimalkan risiko infeksi," katanya.

 

Penerapan teknologi canggih pada prosedur operasi katarak juga menjadi faktor pendukung kesuksesan. JEC @ Kedoya, sebagai rumah sakit mata yang telah mendapatkan akreditasi berstandar internasional dari Joint Commission International (JCI) USA, memastikan kemampuannya dalam menangani pasien katarak anak dan katarak dewasa.

 

JEC secara konsisten terus menerapkan teknologi mutakhir dan mengembangkan kualitas teknologi operasi mata demi memberikan layanan terdepan kepada pasien, salah satunya penerapan teknik fakoemulsifikasi pada operasi katarak dengan teknologi Centurion dan selain itu juga teknologi  Femtosecond Laser Cataract Surgery (operasi katarak tanpa pisau).

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…