Pentingnya Nutrisi - Tingkatkan Kualitas Hidup Bayi Prematur dan BBLR

 

Pentingnya Nutrisi Untuk Tingkatkan
Kualitas Hidup Bayi Prematur dan BBLR
 
PBB menargetkan pengurangan hingga dua pertiga angka kematian anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2015 ini. Di Indonesia sendiri tercatat jumlah kematian anak di bawah 5 tahun menurun. Pemberian nutrisi yang tepat kepada bayi prematur dan BBLR menyumbang pada penurunan angka kematian bayi di bawah 5 tahun di Indonesia.
 
NERACA
Kematian anak di bawah usia 5 tahun telah lama menjadi sorotan banyak pihak termasuk United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB mentargetkan angka kematian anak dibawah 5 tahun menjadi sepertiga dari angka kematian pada tahun 1990. 
Target ini merupakan target keempat Millenium Development Goals atau MDGs tahun 2015. Data tahun 2013  menyebutkan angka kematian anak di bawah 5 tahun dapa ditekan menjadi 6,6 juta dari 12,2 juta. Di Indonesia sendiri tercatat jumlah kematian anak di bawah 5 tahun menurun dari  385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2013.
Sedangkan, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang merupakan pusat rujukan nasional Indonesia mencatat jumlah kelahiran prematur mencapai 42,44% pada tahun 2013. Prematuritas berhubungan dengan berat lahir rendah yang berkontribusi sebesar 37,5% pada angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012
 
Menurut DR. Dr. Rinawati Rohsiswatmo Sp(A) K, staf divisi neonatologi fakultas kedokteran Universitas Indonesia FKUI RSCM mengatakan, salah satu penyebab kematian anak dibawah 5 tahun adalah kurangnya pengetahuan dalam cara menangani bayi prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama merupakan hal yang sangat signifikan dalam menentukan hasil kedepannya, terutama untuk bayi prematur. Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama harus memfokuskan pada penurunan komplikasi neonatus seperti disebabkan oleh hipotermia, perdarahan intraventrikular, penyakit paru kronik, dan Retinopathy of Prematurity (ROP). Kerja tim, perawatan yang konsisten, mengaplikasikan praktek sesuai dengan bukti klinis yang ada akan meningkatkan kualitas pada perawatan neonatus. 
“Suasana yang sangat kondusif dan dukungan ibu sangat diperlukan. Masa ini akan terus berlanjut hingga 28 hari ke depan,” tegas Rina.
 
Bayi prematur berhubungan dengan usia kehamilan dan berat lahir rendah atau BBLR. BBLR berkontribusi sebesar 37,5% pada angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012. 
Lebih jauh Rina menjelaskan, bahwa bayi prematur atau bayi kurang bulan yang bertahan hidup di NICU tetap tinggi dan menjadi masalah meskipun memperoleh perawatan teknologi tinggi. Kelainan otak berat (retardasi mental derajat sedang-berat, cerebral palsy, dan epilepsi) ditemukan pada 25% BBLSR sedangkan disfungsi neurodevelopmental (gangguan belajar, IQ rendah, ADHD, defisit neuropsikologis, kebutaan/gangguan pendengaran sensorineural, kesulitan, keterlambatan bahasa, masalah emosi dan kelainan regulatori) ditemukan pada 50-70% BBLSR.
 
"Itu sebabnya, bayi prematur memiliki banyak kebutuhan khusus sehingga memerlukan perawatan ekstra dibandingkan bayi lahir cukup bulan. Bayi prematur perlu dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau unit perawatan intensif bayi baru lahir," ungkapnya.
Menurut Rina, NICU dirancang untuk memberikan suasana yang menenangkan dan memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti mampu meberikan kehangatan, nutrisi, dan perlindungan sampai mereka benar-benar siap untuk menghadapi dunia luar tanpa bantuan. NICU dilengkapi dengan staf perawat dan dokter spesialis anak khususnya neonatologist yang terlatih dalam menagani bayi baru lahir. Selain itu, NICU juga dilengkapi dengan monitor dan sistem alarm, alat bantu pernapasan dan resusitasi, dan pelayanan laboratorium 24 jam.
"Penanganan bayi prematur perlu dilakukan secara khusus, terkait organ tubuh yang belum berkembang sempurna, sehingga risiko mengalami kesakitan maupun kematian cukup tinggi," ungkapnya.
 
Menurut Rina, pemberian Nutrisi demi Kualitas Hidup Lebih Baik Seiiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi, bayi prematur dapat diselamatkan dan memiliki kesempatan hidup lebih besar. Data RSCM memperlihatkan bahwa bayi prematur saat ini lebih banyak diselamatkan dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika pada tahun 2013, jumlah bayi prematur ekstrim yang dapat diselamatkan hanya mencapai 24,53% saja. Maka tahun 2015 ini, sejak Januari hingga Februari saja, bayi prematur ekstrim yang bias diselamatkan telah mencapai 83,33%.
 
"Tantangan berikutnya setelah keberhasilan menyelamatkan bayi prematur adalah meningkatkan kualitas hidup untuk bayi prematur yang dapat diselamatkan. Bayi prematur memiliki kebutuhan gizi khusus karena mereka tumbuh padat tingkat yang lebih cepat dari pada bayi cukup bulan. Kebanyakan bayi prematur yang lahir pada kehamilan 35-37 minggu dapat langsung menyusui. Pada mereka yang pencernaannya sudah matang namun belum mampu menyusui, ASI dapat dipompa dari payudara ibu dan diberikan melalui tabung kehidung bayi atau mulut," ungkapnya.
Nutrisi khusus, kata Rina, seperti kalsium dan fosfor dapat ditambahkan ke ASI karena bayi prematur memiliki kebutuhan protein, mineral yang tinggi. Kimia darah bayi seperti glukosa darah, garam, kalium, kalsium, fosfat, dan magnesium, di monitor secara teratur. Diet bayi disesuaikan untuk menjaga zat-zat tersebut dalam kisaran normal.
 
"ASI dapat diberikan secara on demand (setiap saat bisa diberikan), seperti pada bayi-bayi lahir cukup bulan. Untuk bayi prematur, hanya dapat diberikan ASI 10—30 cc per kilogram berat badan per hari. Karena sistem penyerapan pada usus bayi prematur masih belum sempurna. Dikhawatirkan ASI yang tidak ditakar malah dapat mengganggu sistem pencernaannya," paparnya.
ASI merupakan sumber nutrisi terbaik karena mengandung protein yang mampu melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada kasus bayi prematur moderat dan ekstrim, bayi masih terlalu muda untuk menyusu langsung dari payudara atau botol. Sistem pencernaan mereka juga mungkin belum matang. 
"Kebanyakan bayi baru lahir prematur berusia di bawah 29 minggu diberi makan melalu intravena (infus), kateter atau tabung. Setelah sistem pernapasan bayi stabil, barulah menyusui dapat dilakukan," katanya.
 
Menurut Rina, pemberian nutrisi yang tepat dan baik dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan bayi seperti bayi normal lainnya.  “Pertumbuhan bayi prematur harus serupa dengan pertumbuhan janin di dalam uterus dengan usia kehamilan yang sama, yaitu sekitar 15g/ kg/ hari,” katanya. Dan pemberian nutrisi yang baik dapat menyokong pertumbuhan berat badan bayi tanpa menyebabkan efek yang merugikan pertumbuhan dan fungsi sistem organnya. Dengan demikian diharapkan kualitas hidup bayi prematur akan lebih baik.

 

 

 

 

PBB menargetkan pengurangan hingga dua pertiga angka kematian anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2015 ini. Di Indonesia sendiri tercatat jumlah kematian anak di bawah 5 tahun menurun. Pemberian nutrisi yang tepat kepada bayi prematur dan BBLR menyumbang pada penurunan angka kematian bayi di bawah 5 tahun di Indonesia.

 

NERACA

 

Kematian anak di bawah usia 5 tahun telah lama menjadi sorotan banyak pihak termasuk United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB mentargetkan angka kematian anak dibawah 5 tahun menjadi sepertiga dari angka kematian pada tahun 1990. 

 

Target ini merupakan target keempat Millenium Development Goals atau MDGs tahun 2015. Data tahun 2013  menyebutkan angka kematian anak di bawah 5 tahun dapa ditekan menjadi 6,6 juta dari 12,2 juta. Di Indonesia sendiri tercatat jumlah kematian anak di bawah 5 tahun menurun dari  385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2013.

 

Sedangkan, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang merupakan pusat rujukan nasional Indonesia mencatat jumlah kelahiran prematur mencapai 42,44% pada tahun 2013. Prematuritas berhubungan dengan berat lahir rendah yang berkontribusi sebesar 37,5% pada angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012

 

Menurut DR. Dr. Rinawati Rohsiswatmo Sp(A) K, staf divisi neonatologi fakultas kedokteran Universitas Indonesia FKUI RSCM mengatakan, salah satu penyebab kematian anak dibawah 5 tahun adalah kurangnya pengetahuan dalam cara menangani bayi prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama merupakan hal yang sangat signifikan dalam menentukan hasil kedepannya, terutama untuk bayi prematur. Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama harus memfokuskan pada penurunan komplikasi neonatus seperti disebabkan oleh hipotermia, perdarahan intraventrikular, penyakit paru kronik, dan Retinopathy of Prematurity (ROP). Kerja tim, perawatan yang konsisten, mengaplikasikan praktek sesuai dengan bukti klinis yang ada akan meningkatkan kualitas pada perawatan neonatus. 

 

“Suasana yang sangat kondusif dan dukungan ibu sangat diperlukan. Masa ini akan terus berlanjut hingga 28 hari ke depan,” tegas Rina.

 

Bayi prematur berhubungan dengan usia kehamilan dan berat lahir rendah atau BBLR. BBLR berkontribusi sebesar 37,5% pada angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012. 

 

Lebih jauh Rina menjelaskan, bahwa bayi prematur atau bayi kurang bulan yang bertahan hidup di NICU tetap tinggi dan menjadi masalah meskipun memperoleh perawatan teknologi tinggi. Kelainan otak berat (retardasi mental derajat sedang-berat, cerebral palsy, dan epilepsi) ditemukan pada 25% BBLSR sedangkan disfungsi neurodevelopmental (gangguan belajar, IQ rendah, ADHD, defisit neuropsikologis, kebutaan/gangguan pendengaran sensorineural, kesulitan, keterlambatan bahasa, masalah emosi dan kelainan regulatori) ditemukan pada 50-70% BBLSR.

 

"Itu sebabnya, bayi prematur memiliki banyak kebutuhan khusus sehingga memerlukan perawatan ekstra dibandingkan bayi lahir cukup bulan. Bayi prematur perlu dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau unit perawatan intensif bayi baru lahir," ungkapnya.

 

Menurut Rina, NICU dirancang untuk memberikan suasana yang menenangkan dan memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti mampu meberikan kehangatan, nutrisi, dan perlindungan sampai mereka benar-benar siap untuk menghadapi dunia luar tanpa bantuan. NICU dilengkapi dengan staf perawat dan dokter spesialis anak khususnya neonatologist yang terlatih dalam menagani bayi baru lahir. Selain itu, NICU juga dilengkapi dengan monitor dan sistem alarm, alat bantu pernapasan dan resusitasi, dan pelayanan laboratorium 24 jam.

 

"Penanganan bayi prematur perlu dilakukan secara khusus, terkait organ tubuh yang belum berkembang sempurna, sehingga risiko mengalami kesakitan maupun kematian cukup tinggi," ungkapnya.

 

Menurut Rina, pemberian Nutrisi demi Kualitas Hidup Lebih Baik Seiiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi, bayi prematur dapat diselamatkan dan memiliki kesempatan hidup lebih besar. Data RSCM memperlihatkan bahwa bayi prematur saat ini lebih banyak diselamatkan dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika pada tahun 2013, jumlah bayi prematur ekstrim yang dapat diselamatkan hanya mencapai 24,53% saja. Maka tahun 2015 ini, sejak Januari hingga Februari saja, bayi prematur ekstrim yang bias diselamatkan telah mencapai 83,33%.

 

"Tantangan berikutnya setelah keberhasilan menyelamatkan bayi prematur adalah meningkatkan kualitas hidup untuk bayi prematur yang dapat diselamatkan. Bayi prematur memiliki kebutuhan gizi khusus karena mereka tumbuh padat tingkat yang lebih cepat dari pada bayi cukup bulan. Kebanyakan bayi prematur yang lahir pada kehamilan 35-37 minggu dapat langsung menyusui. Pada mereka yang pencernaannya sudah matang namun belum mampu menyusui, ASI dapat dipompa dari payudara ibu dan diberikan melalui tabung kehidung bayi atau mulut," ungkapnya.

 

Nutrisi khusus, kata Rina, seperti kalsium dan fosfor dapat ditambahkan ke ASI karena bayi prematur memiliki kebutuhan protein, mineral yang tinggi. Kimia darah bayi seperti glukosa darah, garam, kalium, kalsium, fosfat, dan magnesium, di monitor secara teratur. Diet bayi disesuaikan untuk menjaga zat-zat tersebut dalam kisaran normal.

 

"ASI dapat diberikan secara on demand (setiap saat bisa diberikan), seperti pada bayi-bayi lahir cukup bulan. Untuk bayi prematur, hanya dapat diberikan ASI 10—30 cc per kilogram berat badan per hari. Karena sistem penyerapan pada usus bayi prematur masih belum sempurna. Dikhawatirkan ASI yang tidak ditakar malah dapat mengganggu sistem pencernaannya," paparnya.

 

ASI merupakan sumber nutrisi terbaik karena mengandung protein yang mampu melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada kasus bayi prematur moderat dan ekstrim, bayi masih terlalu muda untuk menyusu langsung dari payudara atau botol. Sistem pencernaan mereka juga mungkin belum matang. 

 

"Kebanyakan bayi baru lahir prematur berusia di bawah 29 minggu diberi makan melalu intravena (infus), kateter atau tabung. Setelah sistem pernapasan bayi stabil, barulah menyusui dapat dilakukan," katanya.

 

Menurut Rina, pemberian nutrisi yang tepat dan baik dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan bayi seperti bayi normal lainnya.  “Pertumbuhan bayi prematur harus serupa dengan pertumbuhan janin di dalam uterus dengan usia kehamilan yang sama, yaitu sekitar 15g/ kg/ hari,” katanya. Dan pemberian nutrisi yang baik dapat menyokong pertumbuhan berat badan bayi tanpa menyebabkan efek yang merugikan pertumbuhan dan fungsi sistem organnya. Dengan demikian diharapkan kualitas hidup bayi prematur akan lebih baik.

BERITA TERKAIT

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…