Akhir Pekan, IHSG Rawan Aksi Profit Taking

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis sore ditutup menipis 0,910 poin (0,02%) ke level 5.436,209. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik tipis 0,781 poin (0,08%) ke level 948,842. Perburuan aksi jual menjadi penghambat terhadap penguatan indeks BEI.

Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, IHSG BEI bergerak bervariasi, sempat bergerak di area positif namun menjelang penutupan berbalik arah ke area negatif terbebani oleh aksi lepas investor saham asing,”Investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp755,884 miliar,”ujarnya di Jakarta, Kamis (23/4).

Kendati demikian, menurut dia, laju indeks BEI masih berpotensi untuk bergerak menguat, hal itu terlihat masih adanya aksi beli pada saham-saham berkapitalisasi besar. Aksi beli itu cukup wajar karena ekspektasi kinerja emiten kuartal I 2015 masih baik,”Investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian karena dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam tren penguatan,”paparnya.

Berikutnya, indeks BEI Jum’at akhir pekan di proyeksikan tertekan dan akan bergerak
di kisaran 5.401-5.485 poin. Pada perdagangan kemarin, dana asing kembali hengkang dari lantai bursa. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 755,884 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 201.878 kali dengan volume 7,319 miliar lembar saham senilai Rp 6,045 triliun. Sebanyak 127 saham naik, 160 turun, dan 104 saham stagnan.
Bursa Asia tak lagi kompak menguat sore, setelah pasar saham Hong Kong jatuh ke zona merah. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever (UNVR) naik Rp 1.400 ke Rp 41.750, Mayora (MYOR) naik Rp 1.075 ke Rp 25.900, Lionmesh (LMSH) naik Rp 875 ke Rp 7.875, dan Plaza Indonesia (PLIN) naik Rp 495 ke Rp 3.495.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bank of India (BSWD) turun Rp 1.120 ke Rp 4.480, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 825 ke Rp 14.575, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 500 ke Rp 9.600, dan Matahari (LPPF) turun Rp 500 ke Rp 18.200.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup naik tipis 5,203 poin (0,10%) ke level 5.442,322. Sementara Indeks LQ45 menguat 3,114 poin (0,33%) ke level 951,175. Saham-saham konsumer naik tinggi berkat aksi beli investor domestik. Sayangnya tidak semua sektor bisa menguat, ada lima sektor yang terkena aksi ambil untung.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 114.430 kali dengan volume 5,339 miliar lembar saham senilai Rp 3,099 triliun. Sebanyak 136 saham naik, 129 turun, dan 87 saham stagnan. Bursa-bursa regional kompak bertahan positif hingga siang. Sentimen positif datang dari harapan pelaku pasar atas stimulus yang akan diberikan pemerintah China.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Unilever (UNVR) naik Rp 1.625 ke Rp 41.975, Mayora (MYOR) naik Rp 1.025 ke Rp 25.850, Lionmesh (LMSH) naik Rp 875 ke Rp 7.875, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 675 ke Rp 53.775. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bank of India (BSWD) turun Rp 1.120 ke Rp 4.480, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 600 ke Rp 14.800, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 500 ke Rp 9.600, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 500 ke Rp 73.500.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka naik 2,86 poin atau 0,05% menjadi 5.439,98, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,71 poin (0,08%) ke level 948,77. Kata analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi, menguatnya mayoritas bursa saham eksternal menjadi salah satu pendorong IHSG BEI bergerak menguat di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri,”Menguatnya bursa saham Amerika Serika berdampak positif ke kawasan Asia, penguatan bursa AS itu merefleksikan membaiknya data perumahan AS," kata Akhmad Nurcahyadi.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan indeks BEI masih rentan karena belum didukung sentimen positif dari dalam negeri. Minimnya katalis penggerak indeks BEI dari dalam negeri serta penantian pelaporan kinerja keuangan emiten kuartal I 2015 masih berpotensi dimanfaatkan sebagian investor sebagai momentum ambil untung.

Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan, masih adanya harapan terhadap kinerja emiten periode kuartal I 2015 yang akan mencatatkan hasil positif dapat menjadi salah satu penopang IHSG BEI ke depannya,”Sebagian pelaku pasar saham sedang menunggu kinerja emiten terutama perbankan, berharap mencatatkan kinerja bagus," kata Satrio.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 243,03 poin (0,87%) ke 28.176,88, indeks Bursa Nikkei naik 63,83 poin (0,32%) ke 20.197,73, dan Straits Times menguat 18,81 poin (0,54%) ke posisi 3.515,41. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…