Pastikan Lepas Saham 20% - AirAsia Kembali Sesumbar Soal Go Public

NERACA

Jakarta – Sempat terpuruk akibat kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 dari Surabaya menuju Singapura membuat ekspansi bisnis AirAsia tertunda dan termasuk wacana melakukan pelepasan saham ke public atau initial public offering (IPO). Padahal wacana untuk go public sudah sering kali disampaikan ke public dan kali ini, AirAsia Indonesia kembali mewacanakan untuk go public atau listing di pasar modal.

Presiden Direktur AirAsia, Tony Fernandes menyampaikan, dirinya berniat membuat PT Indonesia AirAsia jadi perusahaan publik tahun depan. Anak usaha maskapai asal Negeri Jiran itu akan menjual 20% saham,”Penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) Indonesia AirAsia akan dilakukan pada kuartal I-2016,”ungkapnya di Jakarta, Senin (20/4).

Dirinya menjelaskan, dalam pelaksanaan IPO nanti, perseroan akan melihat kondisi pasar dan termasuk pergerakan nilai tukar rupiah. Namun yang pasti, AirAsia Indonesia akan melepas saham ke public sebanyak 20%.

Tony menambahkan, pihaknya sudah berbicara kepada 3 bank untuk memuluskan aksi korporasi ini. Saat ini AirAsia tinggal mematangkan rencana IPO tersebut,”Perkembangan IPO sangat baik, kita sudah berbicara dengan tiga bank dan tidak ada masalah. Kami tinggal menyempurnakan rencana IPO ini, kami optimistis untuk bisa IPO dan berinvestasi di sektor pariwisata," kata Tony.

Menurut Tony, sektor pariwisata Indonesia masih akan tumbuh. Bahkan, Tony memprediksi jumlah wisatawan Indonesia bisa mencapai 40 juta, jauh lebih tinggi dari prediksi Menteri Pariwisata Arief Yahya sebanyak 20 juta,”Indonesia kan bukan hanya Bali, ada banyak potensi di sini. Banyak tempat yang bisa kita kembangkan, kami ingin tumbuh besar di Indonesia," ucapnya.

Saat ini mayoritas saham Indonesia AirAsia atau 49% dikuasai AirAsia Berhad asal Malaysia. Sisanya sebanyak 20% dimiliki Darmadi Pin Harris, 21% milik Senjaya Wijaya, dan 10% dipegang PT Fersindo Nusaperkasa.

Sebagai informasi, PT AirAsia Indonesia sebagai maskapai penerbangan low cost carrier sudah kesekian kalinya menunda rencana untuk go public. Kondisi pasar yang dinilai belum stabil dan nilai tukar rupiah, menjadi alasan dibalik penundaan IPO.

Kala itu, Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Dharmadi pernah bilang, perseroan memastikan go public di tahun 2014 dengan catatan bila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil, “Saat ini sedang menunggu rupiah stabil, soal persiapan semuanya sudah 90% dan tinggal selesaikan proses audit 2013,”ungkapnya.

Namun hingga kini, rencana tersebut kembali terunda. Disebutkan, nantinya hasil dana yang didapat dari IPO akan digunakan untuk memperkuat posisi AirAsia dan menumbuhkan kepercayaan yang lebih besar pada masyarakat.

Meski mengaku telah menyiapkan berbagai hal, Dharmadi mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki target maksimal mengenai kapan akan segera merealisasikan rencana ini,”Belum tahu sampai kapan karena kita gak terlalu tergantung dananya dari IPO. Karena kita inginkan IPO supaya bagus ke depannya,”tandasnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…