Awal Pekan, IHSG Bergerak Konsolidasi

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jum’at akhir pekan ditutup dengan kelam. Pasalnya, derasnya aksi ambil untung investor membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) seharian berada di zona merah. Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, melemahnya mayoritas bursa saham regional menjadi salah satu faktor pelaku pasar saham di dalam negeri melakukan aksi jual, sehingga IHSG BEI kembali mengalami tekanan,”Situasi itu kembali mendorong investor asing kembali melakukan aksi lepas saham dapat transaksi efek akhir pekan ini,”ujarnya di Jakarta, kemarin

Sementara menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito, kondisi pasar modal di dalam negeri masih cukup stabil meski pada pekan ini investor asing cenderung melakukan aksi lepas saham,”Ada saat beli dan ada saat jual, namun disepanjang tahun ini asing masih tercatat 'net buy' maka tidak perlu dikhawatirkan," katanya.

Kedepan, laju indeks BEI Senin awal pekan diperkirakan akan bergerak konsolidasi seiring minimnya sentiment positif. Asal tahu saja, mengakhiri perdagangan di akhir pekan, IHSG ditutup melemah sebesar 10,08 poin atau 0,19% menjadi 5.410,64. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,46 poin (0,37%) ke level 938,75.

Transaksi investor asing hingga sore tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 576,599 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 173.745 kali dengan volume 7,195 miliar lembar saham senilai Rp 5,554 triliun. Sebanyak 139 saham naik, 144 turun, dan 93 saham stagnan.

Hanya pasar saham China yang bisa positif, bahkan hingga melesat lebih dari 2%. Bursa-bursa Asia lainnya harus menutup perdagangan di zona merah. Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng ditutup melemah 86,59 poin (0,31%) ke 27.653,12, indeks Bursa Nikkei turun 232,89 poin (1,17%) ke 19.652,88, dan Straits Times melemah 6,42 poin (0,18%) ke posisi 3.525,19.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.275 ke Rp 50.500, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 1.000 ke Rp 25.500, Siloam (SILO) naik Rp 750 ke Rp 12.650, dan Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 500 ke Rp 7.400. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Matahari (LPPF) turun Rp 800 ke Rp 18.300, Indomobil (IMAS) turun Rp 340 ke Rp 3.660, Citra Tubindo (CTBN) turun Rp 200 ke Rp 5.950, dan Lippo Insurance (LPGI) turun Rp 200 ke Rp 5.000.

Perdagangan sesi pertama, IHSG terkoreksi tipis 0,358 poin (0,01%) ke level 5.420,375. Sementara Indeks LQ45 berkurang 0,270 poin (0,03%) ke level 941,956. Saham-saham agrikultur naik cukup tinggi berkat aksi beli investor domestik. Lima sektor industri melemah, lima sisanya menguat.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 90.638 kali dengan volume 4,634 miliar lembar saham senilai Rp 2,845 triliun. Sebanyak 148 saham naik, 109 turun, dan 87 saham stagnan. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.775 ke Rp 51.000, Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 1.100 ke Rp 8.000, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 725 ke Rp 25.225, dan Siloam (SILO) naik Rp 500 ke Rp 12.400. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Matahari (LPPF) turun Rp 400 ke Rp 18.700, Batavia (BPII) turun Rp 375 ke Rp 1.125, Surya Toto (TOTO) turun Rp 250 ke Rp 3.750, dan Lippo Insurance (LPGI) turun Rp 200 ke Rp 5.000.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka turun 2,72 poin atau 0,05% menjadi 5.418,01, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,69 poin (0,07%) ke level 941,53”Sentimen dari eksternal yang cenderung negatif menjadi salah satu pemicu koreksi bagi IHSG, salah satunya datang dari Yunani yang masih bernegosiasi dengan kreditur internasional," kata Head of Research Valbury Asia Securities, Alfansyah.

Situasi itu, menurut dia, membuat Yunani kembali menjadi salah satu faktor yang membebani perdagangan bursa saham di dunia, termasuk IHSG BEI. Negosiasi Yunani dengan kreditur internasional berjalan lambat dan belum beranjak mendekati titik temu.

Di sisi lain, lanjut dia, komentar pejabat Federal Reserve seputar kenaikan suku bunga AS juga masih membebani pasar saham. Meski sejumlah sinyal aktivitas perekonomian AS melambat pada awal tahun, namun peluang kenaikan suku bunga masih cukup tinggi.

Kata Reza Priyambada, penguatan indeks BEI kembali tertahan dikarenakan belum ada sentimen positif yang mendorong investor untuk melakukan aksi beli saham. Namun, dirinya mengharapkan mulai berkurangnya aksi lepas saham oleh investor asing dan nilai tukar rupiah yang kembali terapresiasi terhadap dolar AS dapat menahan tekanan IHSG BEI lebih dalam.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 178,11 poin (0,64%) ke 27.917,82, indeks Bursa Nikkei turun 111,35 poin (0,56%) ke 19.773,46, dan Straits Times menguat 1,11 poin (0,03%) ke posisi 3.534,20. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…