Industri Kecil dan Menengah - Kemasan Produk Masih Jadi Problem IKM

NERACA

Jakarta - Desain kemasan yang dikembangkan oleh industri makanan memiliki banyak keunggulan untuk dapat diadaptasi oleh industri kecil dan menengah. Keunggulan itu ditunjang oleh riset yang memadai untuk dapat menghasilkan desain yang menarik.

Direktur Jenderal (Dirjen) IKM Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Euis Saedah menjelaskan, masalah kemasan selalu menjadi permasalahan bagi produk industri kecil dan menengah sektor makanan dan minuman. Kadang, meskipun dari sisi rasa sudah cukup enak, tetapi karena kemasan tidak menarik banyak produk yang tidak laku. "Memang kemasan masih jadi masalah untuk sebagian besar IKM," kata Euis di Jakarta, akhir pekan lalu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Euis mengatakan perlunya IKM untuk melakukan perbaikan dalam desain kemasan produk. Dia menuturkan, saat ini Kemenperin telah membuka tempat konsultasi untuk perbaikan produk.

"Kesadaran tentang kemasan yang baik dan aman bagi makanan makin meningkat. Kantor saya lantai 15 ada klinik kemasan UKM bisa datang konsultasi dibuat desain rekomendasi untuk kemana, apakah dengan karton atau lainnya," tambah dia.

Selain itu, pengembangan kemasan sangat penting untuk menjaga mutu yang ada di dalam kemasan. "Sangat bermanfaat, karena kalau dikirim harus terlindung, apakah terkontaminasi udara yang tidak pas dengan makanan," ujar dia.

Tak berhenti di situ, pihaknya mengatakan Kemenperin juga telah membuka 'rumah kemasan' di berbagai daerah. Dengan rumah kemasan tersebut dia mengatakan akan mendorong perbaikan kemasan di IKM berbagai wilayah.

"Sudah banyak karena kita juga buka rumah kemasan diberbagai provinsi, kita bantu mesin, pelatihan, pendampingannya. Kami ada Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, NTB, Gorontalo, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah," tandas dia.

Industri kecil dan menengah memiliki peluang untuk dapat bersaing di era pasar global dengan melakukan peningkatan kualitas desain kemasan produknya. Peluang berkompetisi ini kurang dapat dimanfaatkan sehingga kemasan produk industri kecil dan menengah seringkali dianggap kurang berkualitas.

Kurang menariknya kemasan menjadi salah satu faktor produk makanan RI tidak kompetitif di pasaran. Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian saat ini telah membuka tempat konsultasi untuk memperbaiki kemasan produk makanan dan minuman industri kecil dan menengah.

Sebelumnya, Euis  mengatakan, pihaknya terus mendorong para pelaku IKM untuk memperbaiki dan mempercantik kemasan dari produk mereka. Karena, masih banyak kekurangan. "Ke depan, kemasan IKM harus mencantumkan kadar gizi dan komposisi dari makanan yang diproduksi misalnya berapa kadar gula, berapa kadar garam, karena saat ini masyarakat kita makannya kurang terkontrol sehingga berpotensi menderita berbagai penyakit," terang Euis.

Lebih lanjut Dirjen IKM ini akan melakukan pembenahan kelembagaan Rumah Kemasan agar sistemnya berjalan lebih efektif. Karena, rata-rata satu wilayah memfasilitasi sedikitnya 10 IKM, sistemnya mereka mengajukan proposal lalu tim Rumah Kemasan rapat dan kalau lolos IKM tersebut boleh berkonsultasi di Rumah Kemasan, semua melibatkan direkturnya. "Oleh sebab itu dikhawatirkan direktur Rumah Kemasan akan kewalahan, sehingga akan dibentuk sebuah tim khusus untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus IKM," tukasnya.

Rumah kemasan awalnya dibangun tahun 2007 di Bandung. Rumah kemasan membantu meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) IKM agar memiliki produktivitas, kapasitas yang tinggi terhadap karya yang ulet, kreatif, inovatif.

Sekedar informasi, pengemasan produk yang menarik masih menjadi kelemahan pelaku usaha kecil menengah kluster makanan. Pengemasan memang menjadi problem mayoritas anggota. Aspirasi mereka untuk mendapatkan pengetahuan seputar pengemasan.

Kelemahan pelaku usaha makanan mengemas produk hingga menarik, terkadang membuat barang dagangan mereka kurang diminati pelanggan. Soalnya barang dagangan sangat dipengaruhi kesan pertama pembeli. Kalau dirasa tidak menarik, kemungkinan mereka tak akan membelinya.

Pengemasan memegang peranan yang besar dan penting dalam kehidupan sehari hari manusia. Karena manusia hampir selalu menggunakan produk produk yang dikemas, seperti makanan dan minuman, kosmetik, obat obatan ataupun produk produk kebutuhan rumah tangga lainnya, maka pasti kita akan selalu "bertemu" kemasan. Oleh karena peranan yang penting itulah, maka kemasan harus dibuat dengan memenuhi standar yang tinggi dan memenuhi syarat syarat yang sudah ditetapkan baik oleh BPOM ataupun oleh lembaga lembaga Internasional, seperti ISO (GMP, HACCP), CE, dll. Sehingga, produk-produk yang dikemas tersebut bisa dikonsumsi dengan baik, sehat dan aman.

Secara global ada 4 (empat) sektor indusri pengguna kemasan. Sektor industri makanan & minuman adalah sektor industri terbesar pengguna kemasan. Sektor ini menguasai sekitar 51% penggunaan kemasan, diikuti sektor industri rumah tangga 25%, sektor industri lain 15%, dan yang terakhir sektor industri farmasi dan kecantikan 9%.

BERITA TERKAIT

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…