Pembatasan Kartu Kredit, - Penyebab Industri Kartu Kredit Lesu

Kebutuhan kartu kredit untuk melakukan kemudahan transaksi, menjadi salah satu pilihan masyarakat, namun pada tahun ini kebutuhan kartu kredit relative akan berkurang. Ini sebagai dampak dari kebijakan pembatasan kepemilikan kartu kredit oleh Bank Indonesia (BI) yang mulai berlaku awal tahun depan.

 

NERACA

 

Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) melihat, bisnis kartu kredit hanya akan tumbuh satu digit di tahun 2015. “Pertumbuhan jumlah kartu kredit hanya 5% di tahun 2015,” kata Steve Marta, General Manager AKKI.

 

Adapun, nilai transaksi kartu kredit diperkirakan tumbuh antara 12% hingga 13%. Meski demikian, Steve optimistis, dalam periode 3 tahun hingga 4 tahun mendatang, bisnis kartu kredit akan bertumbuh. Sebab, BI kini tengah giat-giatnya menggerakkan transaksi non tunai. Berdasarkan data September 2014, jumlah kartu kredit naik 4,59% dari 15,12 juta per September 2013, menjadi 15,81 juta kartu.

 

Kata Steve, hampir semua kelompok bank penerbit kartu kredit, terkena imbas perlambatan pertumbuhan bisnis alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Catatan saja, BI kepemilikan kartu kredit maksimal dua kartu dari dua penerbit bagi nasabah dengan pendapatan kurang dari Rp 10 juta.

 

Ke depan, kata Steve, bank harus bisa menawarkan fitur-fitur menarik di produk kartu kreditnya, agar memikat nasabah.

 

Santoso Kepala Divisi Kartu Kredit Bank Central Asia (BCA) mengatakan, pertumbuhan jumlah kartu kredit hanya tumbuh 4% hingga 5% lantaran ada sebagian nasabah yang menutup kartu kredit. “Jumlah kartu kredit tidak akan bertambah banyak sampai akhir tahun 2014,” kata Santoso.

 

BCA sendiri, lanjut Santoso, membukukan pertumbuhan volume bisnis kartu kredit sebesar 20%–22% dengan nilai transaksi berkisar Rp 3,9 triliun saban bulan.

Tardi, EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri menuturkan, hingga September tercatat 1,6 juta kartu kredit telah diterbitkan oleh Bank Mandiri. Adapun, rata-rata nilai transaksi Rp 2,5 triliun per bulan. “Kami mengharapkan ada penembahan 20.000 kartu baru per bulan, pada sisa tahun ini,” imbuh Tardi.

 

UOB Optimis Pertumbuhan Kartu Kredit Stabil

Pertumbuhan nasabah kartu kredit kami luar biasa, rata-rata pertumbuhannya 15 persen setahun namun kami targetkan sekitar 20 persen,” kata Senior VP Business Head Unsecured Business Bank UOB Indonesia, Irwan Tisnabudi, di Jakarta, Selasa.

Bank UOB Indonesia sejauh ini memiliki sekitar 100.000 pemegang kartu kredit yang dilayani 200 kantor cabangnya se-Indonesia.

Untuk menunjang upaya meluaskan dan menajamkan strategi perolehan target itu, bank swasta asing bermarkas di Singapura itu meluncurkan beberapa inovasi dan unggulan.

“Kami punya UOB Treat, bisa dimaknai nasabah ditraktir langsung tanpa repot-repot lagi. Ada Platinum, Ladies Card, dan One Card,” katanya.

Program UOB Treat ini dikerjakan bersama 300 toko di enam kota Indonesia. Program inilah yang diyakini bank itu mampu meningkatkan sekitar 16 persen volume transaksi kartu kredit dari saat ini Rp7,3 triliun.

“Kartu kredit Ladies Card kami sangat unik. Pemegangnya haruslah perempuan nasabah dan produk yang ditawarkan seputaran produk kecantikan dan perlengkapan anak-anak,” kata dia.

Dalam UOB Treat ini, kata dia, ada “traktiran” yang ditawarkan kepada nasabah pemegang kartu, yang dikombinasikan dengan bonus produk makanan. Contohnya jika nasabah berbelanja senilai Rp200.000 maka dia bisa mendapatkan satu es krim Dairy Queen atau dua botol Coca-Cola di Circle K.

“Jadi, setelah mengisi bensin Shell senilai minimal Rp200.000, hari itu juga tukarkan bonnya ke Cirkle K di SPBU itu, traktiran langsung bisa dinikmati. Tidak lagi ditanya ini-itu,” kata dia.

Program kemudahan pemakaian dan kemitraan, kata dia, menjadi strategi penting Bank UOB Indonesia untuk bisa melebarkan volume bisnisnya di kartu kredit. Dia memberi contoh kerja sama tentang berbagai instalment dengan banyak penyedia layanan data.

Skema traktiran dalam satu bon transaksi dibagi Bank UOB Indonesia dalam beberapa kategori, yaitu senilai Rp200.000, Rp500.000, Rp1.000.000, dan Rp1.500.000. Semuanya bisa langsung ditukarkan dengan bonus traktiran.

Transaksi pada satu bon senilai Rp1.500.000 akan mendapatkan menu lengkap di Fish & Co.

“Pengamatan kami menunjukkan, kebanyakan nasabah kami bertransaksi di mal-mal dan pada hari-hari santai, yaitu Jumat sampai Minggu. Maka itu, seusai berbelanja, traktiran itu bisa diperoleh di mal yang sama tanpa harus repot-repot lagi,” kata VP Product & Segment Head Unsecured Business Bank UOB Indonesia, Alex Wiyaya. 

 

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…