Target Pajak Terlalu Dipaksakan

NERACA
Jakarta - Pemerintah diminta tidak terpaku pada penerimaan tahun ini yang diproyeksikan mencapai Rp1.296 triliun. Guna memenuhi target tersebut, pemerintah akan menerapkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk sepatu, tas, jam tangan hingga perhiasan.
Menanggapi hal itu, Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai pemerintah terkesan memaksakan dalam menargetkan pencapaian pajak dalam negeri. "Di satu sisi pemerintah menargetkan pajak yang tinggi, tapi melihatnya semacam ‘membabi buta’ semuanya dipajaki. Ini sangat kontra produktif," katanya di Jakarta, pekan lalu.
Tony menjelaskan, bila pemerintah bersikap terlalu memaksa untuk mengejar target justru akan berdampak langsung kepada perekonomian, khususnya penurunan permintaan konsumsi. "Jangan sampai pemerintah membabi buta untuk mengejar target itu. Karena semakin dipajaki maka ekonomi akan semakin lesu. Spending untuk konsumsi berkurang.Kenaikan pajak itu harus hati-hati jangan sampai kontra produktif," tandasnya.
Hal sama juga pernah dilontarkan oleh Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Anggito Abimanyu. Menurut dia, target negara dari perpajakan sebesar 29,5% atau Rp1.474 triliun dianggap terlalu ambisius, di mana seharusnya target pajak maksimal sebesar 20%. "‎Target penerimaan APBN-P 2015 lebih banyak tantangan daripada peluang, target penerimaan pajak tersebut sangat menantang, saya agak merinding melihat target begitu tinggi," katanya.
Dia juga  menambahkan, jika pajak excessive (tinggi) maka akan berdampak ke masyarakat. Dia menilai bahwa masyarakat semestinya diberikan stimulus. Apalagi, lanjutnya, dalam kondisi deflasi dimana  terjadi penurunan secara nominal. [agus]

BERITA TERKAIT

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…