Pasar bebas Asean segera berlaku akhir tahun ini. Beragam reaksi pun bermunculan atas kebijakan yang sudah disepakati oleh para pemimpin ASEAN satu dekade yang lalu. Seperti biasanya, setiap kebijakan tentu saja memunculkan reaksi pro dan kontra. Masing-masing pihak mempunyai argumen dan pertimbangan sendiri. Mempermasalahkan dan memperdebatkan hal ini tentu saja menjadi langkah mundur bagi kita.
Fakta dan masalah harus dipisahkan secara jelas. Fakta bahwa perjanjian ini sudah disepakati satu dekade yang lalu, dan pasti dilaksanakan tahun ini juga sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Masalah yang sering didengungkan oleh beberapa pengamat ekonomi dan sosial tidak akan merubah fakta bahwa “Masyarakat Ekonomi Asean” sudah terbentuk.
Kesiapan Pengusaha dan Pemerintah
Di tengah-tengah hingar bingar sosial politik dan perdebatan para pakar ekonomi, ternyata sebagian pengusaha telah memilih untuk siap bertarung dalam pasar yang bernama ASEAN ini. Langkah-langkah kecil telah diayunkan dalam rangka menggapai kesempatan untuk ekspansi pasar ke luar negeri, mulai dari disain produk, efisiensi, peningkatan lini produksi sampai usaha-usaha pemasaran yang semakin kreatif.
Lalu, apakah pengusaha kita mampu bertarung sendiri menghadapi pesaing-pesaing luar negeri yang didukung pemerintahnya masing-masing dan didukung dengan sistem yang telah sangat mapan.
Pihak Pemerintah yang tentu saja memikul tugas dan tanggung jawab paling besar dalam hal ini, selalu berusaha membimbing dan mendorong pengusaha Indonesia untuk maju ke pasar Asean. Usaha-usaha menuju ke arah sana sudah dilakukan berupa dukungan para Duta Besar yang bersinergi dengan Departemen Perdagangan RI. Salah satunya adalah berbentuk pameran di luar negeri.
Pameran Berskala Internasional
Baru-baru ini pihak pemerintah Indonesia mengkoordinir beberapa pengusaha furniture yang telah siap untuk menjadi pionir dengan mengikuti pameran berskala Internasional yang mengambil tema : The 21st Malaysia International Furniture Fair (MIFF) 2015 yang berlangsung pada 3-7 Maret 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam pameran yang diikuti oleh 500 peserta dari 14 negara, pengusaha Indonesia berhasil membukukan transaksi sebesar US$ 850 ribu. Suatu langkah awal yang sangat berharga untuk dijadikan modal mental dalam langkah-langkah berikutnya.
Selama ini paradigma yang melekat pada benak masyarakat yang berdomisili di luar Pusat Pemerintahan (Jakarta) adalah ketimpangan perhatian pemerintah pusat pada pengusaha di daerah (luar Jakarta/pulau Jawa). Namun, sebagaimana ungkapan “Saat murid siap, maka Sang Guru pun muncul”. Dalam hajatan ini, salah satu peserta yang cukup mendapat perhatian adalah produsen dari kota Medan, yang mengusung merk Helux International. Atase perdagangan Indonesia di Malaysia, Fajarini Puntodewi mengungkapkan apresiasinya atas kesiapan PT Ocean Centra Furnindo selaku pemilik merk Helux International dalam mendukung program ini.
"Selain memperkuat branding produk Indonesia di Malaysia, pameran ini dapat mendorong peningkatan ekspor dan perluasan pasar furnitur Indonesia tidak saja di Malaysia namun juga pasar internasional," tutur Fajarini.
Pengusaha asal Medan pada kesempatan itu memamerkan memamerkan produk-produk unggulannya berupa springbed dan mattress mampu mensejajarkan diri dengan produk dari merk-merk internasional lainnya. Transaksi berhasil dibukukan dengan pembeli dari negara-negara Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Asia seperti Jepang, Nepal, Filipina, dan Thailand, selain juga dari Malaysia sendiri.
Dalam perjalanan panjang menuju pasar ASEAN, kita tidak dapat lagi hanya jago kandang. Harus berani melangkah dan bertarung dengan merk-merk luar negeri. Kita tidak dapat menjadi pengusaha cengeng dan lemah yang menuntut proteksi pemerintah. (analisadaily.com)
Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…
Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…
Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…
Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…
Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…
Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…