Siapakah ISIS Sebenarnya? - Oleh: Tareq Burhanudin Sultana, Pemerhati Timur Tengah, aktif pada Kajian Islam untuk Kemaslahatan Umat

Akhir-akhir ini masyarakat indonesia kembali disibukkan dengan perkembangan ISIS. Bahkan dikabarkan beberapa orang Indonesia sengaja pergi dan bergabung menjadi anggota ISIS. Lantas pertanyaan besarnya adalah siapakah ISIS sebenarnya? Siapa dalang sesungguhnya dari pembentukan ISIS? Apa motif sesungguhnya dari keberadaan ISIS? dan Bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia merespon keberadaan ISIS tersebut ?

ISIS adalah kelompok/ organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah, ISIS terbentuk dari akibat invansi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003. Setelah pendudukan Amerika Serikat di Irak,membuat negara tersebut porak poranda perekonomian lumpuh, bangunan-bangunan pemerintahan hancur akibat serangan AS dan dilema pemerintahan kekosongan kepala negara karena Saddam Hussein ditangkap.

Sejak itu kaum mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya merepresi golongan Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja. Pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul. Kelompok teroris seperti Al Qaeda masuk ke Irak dan kelompok-kelompok pemberontak lokal yang terdiri dari kalangan minoritas Sunni mulai bertempur melawan tentara AS. Irak pun jatuh dalam perang saudara berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga Irak terbelah berdasarkan agama, Sunni yang umumnya tinggal di utara dan Syiah yang umumnya di selatan. ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih bersifat sepihak, dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya. Begitu pula Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya sebagai negara yang berdaulat.

Meski secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai wilayah seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk sementara, Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara. Jadi dalam sebuah ironi tragis sejarah, invasi AS justru melahirkan kaum teroris yang pada awal hendak disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna pelatihan terorisme. 

Pada 24 Juni 2014, ISIS merebut sebagian wilayah Irak, termasuk kota Mosul, kota terbesar kedua di negara itu. Mereka menguras ratusan juta dana dari bank-bank yang mereka kuasai. Menurut Kurz Gesagt, pengurasan dana bank itu membuat mereka menjadi kelompok teroris terkaya di dunia. Setelah merebut kota Mosul di utara Irak, ISIS didaulat sebagai kelompok teroris paling kaya di dunia dengan dana jihad diperkirakan sekitar 2 miliar US Dollar. Bahkan ISIS dengan cepat masuk di Indonesia dan mulai menampakkan diri di publik.

Pemerintah Irak menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. "Kami menanggap Arab Saudi bertanggungjawab," atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS, kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki.

Beberapa kalangan internasional yang menduga bahwa ISIS ada dibawah kendali CIA untuk melancarkan propaganda politik memecah persatuan Islam. Meskipun demikian, menurut Charles Lister, Peneliti di Brookings Doha Centre, tidak ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi.

Sebaliknya Gunter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab.

Edward Snowden, orang yang paling di buru pemerintahan AS yang telah membocorkan rahasia AS juga sempat membocorkan bahwa ISIS adalah hasil tangan dari AS. Bahkan Abu Bakar Al Baghdadi sempat di latih secara khusus oleh Amerika Serikat dan Israel. Dikutip dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, Snowden mengungkapkan jika satuan intelijen dari Inggris, AS dan Mossad Israel bekerjasama untuk menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS. Strategi tersebut di sebut dengan nama sarang lebah.

Berdasarkan dokumen NSA yang dirilis Snowden tersebut mengungkap bahwa satu-satunya cara untuk melindungi kepentingan Yahudi adalah menciptakan musuh di perbatasan.Strategi tersebut dibuat untuk menempatkan semua ekstremis di dalam satu tempat yang sama sehingga mudah dijadikan target. Tidak hanya itu, adanya ISIS akan memperpanjang ketidakstabilan di timur tengah, khususnya di negara-negara Arab.

Tudingan itu semakin kuat dengan munculnya pernyataan dari Hillary Clinton yang mengatakan bahwa kegagalan AS membantu pemberontak Suriah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad, berujung pada terbentuknya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pernyataan Hillary tersebut, selain disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian Mesir, Elmihwar. Sumber tersebut diperoleh dari buku terbarunya, Hard Choice. Mantan Menlu di kabinet Obama masa jabatan pertama itu itu mengaku, pemerintah AS dan negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013.

Jika memperhatikan perkembangan ISIS saat ini, maka pernyataan di atas dapat dibenarkan. Selain itu, ada hal lain yang perlu menjadi renungan dalam mengkaji dalang dibalik terbentuknya ISIS, yaitu :

Apabila ISIS benar-benar ingin mendirikan khilafah Islamiyah, mengapa justru negara-negara Islam yang di serang. Celakanya ISIS diketahui telah merusak masjid dan situs-situs sejarah penting Islam. Terakhir Makam Nabi Yunus dan Nabi Daniel telah dihancurkan oleh ISIS.Apabila ISIS merupakan kelompok yang ingin menegakkan Islam, mengapa mereka tidak bergerak untuk membantu Afganistan. Namun, justru terkesan diam saja dan menutup diri.Tidak jauh berbeda dengan Israel, ISIS kerap melakukan aksi kekejaman di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Suriah, Irak, Yaman, Libya, dan Afghanistan. Dalam melakukan aksinya, ISIS tidak hanya membantai manusia dengan berondongan senapan mesin, roket, dan bom. Namun, ISIS tega menyembelih manusia dan memisahkan kepala dari tubuhnya hanya dengan menggunakan pisau tumpul. Bahkan ISIS tetap membunuh para korbannya meski mereka dalam kondisi lemah dan telah meratap minta ampun. Padahal tidak ada tindakan serupa pernah dilakukan di zaman Nabi Muhammad SAW.

Pembantaian yang dilakukan ISIS ke sejumlah negara Muslim yang menewaskan puluhan ribu manusia tidak pernah mengetuk PBB/ AS ataupun negara-negara sekutu untuk menghukum ISIS dan membawanya ke mahkamah internasional. Padahal AS kerap ikut campur terhadap urusan dalam negeri negara lain dengan mengatas namakan kemanusiaan (HAM). Bahkan Amerika dan Inggris dengan tegas menolak permintaan Perdana Menteri Irak, Nouri Al-Maliki, untuk membantu menghadapi kejahatan perang ISIS.Jauh berbeda dengan tindakan ISIS yang berkalu kejam terhadap umat muslim. Ketika berhadapan dengan negara sekutu, yakni Amerika, Israel, Inggris, Perancis, dan Kanada. ISIS diketahui tidak menyerang fasilitas negara yang disusupinya tersebut.

Terkait dengan hal tersebut, semoga seluruh umat muslim di dunia, khususnya di Indonesia dapat berfikir lebih jernih dalam menganalisa propaganda yang dilakukan oleh anggota ISIS tersebut. Kita memang merindukan kejayaan Islam seperti di jaman Nabi Muhammad. Namun, ketika upaya tersebut dilakukan dengan cara yang salah tentu bukanlah surga yang akan diperoleh. Akan tetapi, justru sebaliknya. Karena Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan pembantaian, apalagi terhadap sesamanya.Mari kitaselamatkansaudara-saudarakita yang tersesat dan terpengaruh hingga mau mengorbankan nyawanya untuk bergabung dengan ISIS yang sungguh-sungguh ISIS bukanlah pembela Islam tetapi lebih dari sebuah boneka untuk menghancurkan Islam.***

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…