SUDAH TIGA BULAN SAWAH TAK TERAIRI Petani Mangkalaya Alami Gagal Panen



Sukabumi - Sejumlah petani di Desa Mangkalaya, Kecamatan Gunung Guruh, Kabupaten Sukabumi mengalami gagal panen alias puso. Sekitar 5 hektar sawah milik petani di daerah tersebut. Pasalnya selama 3 bulan terakhir ini sawah meraka  tak teraliri air.  Puncaknya, padi yang mengegring, terpaksa di bakar, sedangkan yang masih hijau menjadi pakan ternak. Para pemilik sawah mengaku akibat kekeringan ini mengalami kerugian yang tak sedikit.

NERACA

 

Seperti yang dituturkan Ebi (38),  seorang petani di daerah Mangkalaya, dia  mengaku mengalami kerugian sedikitnya Rp 10 juta di atas lahan sekitar 2 hektar. "Saya tak tahu harus mengadu kepada siapa. Bukan tidak mengikuti pola tanam yang diterapkan oleh pemerintah. tetapi saya dan petani lainnya terjebak akan ekstrimnya cuaca beberapa waktu lalu. Akibatnya saya rugiu mencapai Rp 10 juta," ujar  Eby kepada Neraca, Minggu (18/9).

Hal yang sama dialami Dahlan. Bahkan pria yang menggantungkan hidup dari sawahnya seluas 5 are ini, merasa kwatir tak mampu menghidup keluarganya yang berjumlah tujuh  orang. Apalagi modal menggarap sawah itu, dia meminjam dari tengkulak, " Saya pusing sawah saya total gagal panen. Padahal modal untuk menanam padi saya dapatkan dari tengkulak. Akibatnya saya menanggung hutang yang besar," tandas  dia
 
Dahlan mengatakan, biasanya persawahan di areal Mangkalaya basanya dialiri oleh sungai yang bersumber air dari Gunung Gede dan Situ Gunung. Namun semenjak tiga bulan ini air dari kedua pusat mata air itu sudah tidak mengalir lagi. Melihat kenyataan itu, dirinya beserta petani lainnya sudah berupaya menggali sumur hingga kedalam 15 meter. Namun apa lacur, air sumurnya tak kunjung berair.  "Padahal kita sudah membeli pompa dengan harapan kalau air sumut ada, kami saling membagi air, namun keberuntungan tampaknya belum berpihak kepada kami," ujar dia.

Ketua Kelompok Tani Desa Mankalaya Hanibar, mengaku telah melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa dan UPTD Pertanian. Namun hingga sekarang belum ada tanggapan dan upaya penyelamatan areal persawasan yang telah ditanami padi.

Sudah Diantisipasi

 

 

"Sebelum saat musim kemarau tiba menerpa persawahan, kita sudah antisipasi dan melaporkan kejadian ini kepada aparat desa dan UPTD Pertanian. Solusi yang diharapkan tak kunjung tiba. Di wilayah ini sekitar 20 hektar areal persawahan yang mengalami kekeringan. Sedangkan kerugian diperkirakan bisa mencapi ratusan juta rupiah," tegas Hanibar.

Pihak UPTD Pertanian setempat, ketika dihubungi Neraca enggan berkomentar. "Soal kekeringan langsung saja konfirtmasi ke Dinas Pertanian. Kami takut salah memberikan komentar," papar seorang staf Dinas Pertanian yang enggan disebutkan namanya..

Kadis Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ir Ajat Sudarajat ketika diuhubungi melalui pesawat selulernya menyatakan, pemerintah akan memberikan bantuan pergantian asal dilaporkan melalui prosedur yang benar. "Asalkan dilaporkan sesuai prosedur yang benar, oleh petugas kami akan dilakukan pendataan. dan akan ada penggantian. Hal itu sudah merupakan kewajiban pemerintah terhadap petani, dan kami sangat menyayangkan terjadinya kerugian dikalangan petani," tutur Ajat pada Neraca.

Pihaknya lanjut Ajat, telah melakukan imbau terus-menerus agar petani khusunya di wilayah Kabupaten Sukabumi menerpakan pol atanam yang telah di jadwalkan oleh pemerintah. Pola tanam yang benar bukan hanya menghindari kerugian dari kalangan petani," papar dia.

Sementara itu, Anggota Dewan dari Fraksi PDIP, Jaenudin ketika dimintai tanggapannya menyarankan pemerintah melakukan pendataan secara menyeluruh akan areal pertanian yang mengalami gagal panen. Harus juga kata dia, kerugian petani dicatat agar kedepannya pemerintah bisa mengalisa lebih jauh resiko kemarau.

 

Harus didata secepat mungkin. Soalnya ini berkaitan dnegan stik beras daerah  khususnya di Kabupaten sukabumi. Jangan sampai pula dilupakan kerugian petani. Soal pergantian modal memang layak dipikirkan mengingat petani mengalami kerugian yang tak sedikit," papar Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi ini.

Lebih lanjut dia menyatakan, petani sebagai salahsatu elemen bangsa yang peranannya sangat besar dalam pengadaan beras, sudah selayaknya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. “Makanya kami khususnya keluarga besar PDIP selalu menegaskan bantuan terhadap masyarakat  agar diutamakan terhadap petani," tegas politisi muda ini, seraya menambahkan,  PDIP akan turun kelapangan guna menampung aspirasi masyarakat. 

BERITA TERKAIT

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…