Penjualan Toba Bara Capai Rp 6,25 Triliun

NERACA

Jakarta - Perusahaan tambang PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) membukukan penjualan sebesar US$ 500 juta atau setara Rp6,25 triliun (kurs Rp12.500/USD) sepanjang tahun 2014, nak 18,5% dibanding tahun sebelumnya senilai US$ 421,9 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, naiknya penjulan tersebut didukung meningkatnya volume penjualan di tengah melemahnya rata-rata harga batu bara di Newcastle Indeks Price sebesar 17%, yang berdampak pada penurunan average selling price (ASP) perseroan sebesar 4,4% menjadi US$ 66,6/ton dari tahun sebelumnya US$ 63,7/ton.
Adapun volume penjualan batu baru perusahaan meningkat 23,4% menjadi 7,9 juta ton dibanding 2013 sebanyak 6,4 juta ton. Sedangkan volume produksi bertambah 24,6% menjadi 8,1 juta ton dari 6,5 juta ton.  Kendati demikian, perseroan dapat menurunkan beban pokok penjualan termasuk royalti dan biaya penjualan-depresiasi dan amortisasi (FOB cash cost) sebesar 3,0% di periode yang sama.

Kombinasi antara upaya penjualan yang baik melalui volume penjualan yang lebih tinggi didukung oleh pembeli berkualitas baik dan menurunnya biaya secara keseluruhan meningkatkan EBITDA sebesar 14,7% menjadi US$ 67,3 juta pada tahun lalu. 

Akibatnya, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar US35,8 juta atau setara Rp447,5 miliar pada tahun 2014. Nilai itu meningkat 3,5% dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 34,6 juta. Sementara total aset perusahaan akhir tahun lalu tercatat sebesar US$ 158,3 juta, dengan total utang US$ 158,3 juta. Jumlah itu menurun dibanding 2013, di mana aset perusahaan sebesar US$ 311,7 juta, dengan total utang US$ 181,2 juta. 

Memasuki 2015, kata sekretaris perusahaan TOBA, Pandu P Syahrir, pasar batubara dunia diduga akan tetap mengalami tekanan dari kelanjutan kelebihan pasokan yang disebabkan oleh tidak terserapnya produksi batubara seiring melemahnya permintaan Tiongkok karena mengalami kelebihan pasokan, serta peningkatan akses terhadap sumber-sumber energi terbarukan.

Oleh karena itu, lanjut dia, pada tahun 2015 perseroan akan memfokuskan sumber daya dan upayanya untuk mejaga keberlanjutan dan ketahanan bisnis. Dalam beberapa tahun terakhir, perseroan secara terus-menerus meningkatkan efisiensi biaya dengan mengimplementasikan ‘executable mine plans’ yang dapat mewujudkan tujuan gabungan perseroan yakni untuk mencapai target-target yang menguntungkan dan keberlanjutan cadangan jangka panjang. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…