Minat Investor Masih Tinggi - Pengembangan Kawasan Industri di Luar Jawa Berbasis SDA

NERACA

Jakarta - Tingginya minat investor untuk berinvestasi di sektor industri di dalam negeri berbanding lurus dengan permintaan kawasan industri di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Perindustrian menargetkan pembangunan 14 wilayah industri di luar Pulau Jawa.

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI), Imam Haryono, menuturkan bahwa pengembangan wilayah industri tersebut dipilih berdasarkan potensi sumber daya alam (SDA) masing-masing wilayah.

"Sehingga arahnya pembangunan kawasan industri ke depan yang di luar Jawa berbasis SDA, baik terbarukan maupun tidak terbarukan. Tapi tentu arahnya kawasan industri jadi penggerak utama pusat-pusat industri baru," ujar Harjanto saat acara diskusi dengan Forum wartawan industri di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut Harjanto mengatakan pihaknya harus menghitung dulu dari 14 itu berapa persen dari eksisting. Setiap kawasan kan ada yang bisa lima tahun ada yang 10 tahun eksistingnya. Nanti dilihat optimalnya kapan. Itu baru optimal itu bisa berkontribusi, misalnya per tahunnya nilai tambahnya berapa, baru bisaa dilihat. Itu kan harus agregat," imbuhnya.

Adapun 13 kawasan industri tersebut yaitu Teluk Bintuni, Papua Barat. Buli, Halmahera Timur, Maluku utara, Bitung, Sulawesi Utara, Konawe, Sulawesi Tenggara. Morowali, Sulawesi Tengah. Palu, Sulawesi Selatan. Ketapang, Kalimantan Barat. Landak, Kalimantan Barat. Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Tanggamus, Lampung, Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatera Utara, dan Sie Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara.

Dalam kesempatan yang sama, Imam juga mengatakan akan membangun satu Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) di setiap kabupaten di seluruh Indonesia yang ditargetkan dapat terealisasi pada 20 tahun mendatang. "Kami telah mengumpulkan data Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID). itu menjadi modal dalam pembangunan Sentra IKM di setiap kabupaten," kata dia.

Imam mengatakan, Sentra Industri IKM adalah lokasi pemusatan kegiatan IKM yang menghasilkan produk sejenis dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarananya.

Berdasarkan rekapitulasi KIID yang telah difasilitasi pada 2013, terdapat 289 kabupaten/kota yang telah difasilitasi kajian KIID nya, yakni 73 kabupaten/kota di Sumatera, 36 kabupaten/kota di Kalimantan, 82 kabupaten/kota di Jawa Bali, 49 kabupaten/kota di Sulawesi, 21 kabupaten/kota di Nusa Tenggara, 15 kabupaten/kota di Maluku dan 13 kabupaten/kota di Papua.

Menurut Imam, optimisme merealisasikan satu Sentra IKM setiap Kabupaten tersebut juga didukung oleh terbitnya Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Dalam Perpres, tersebut mengatur tentang pengembangan IKM melalui penyediaan skema pencadangan usaha serta bimbingan teknis dan manajemen serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara ekspansif dan andal.

Imam menambahkan, pembangunan Sentra IKM di setiap kabupaten tersebut sangat tergantung pada komitmen pemerintah daerah setempat, terkait kesiapan lahaninfrastruktur maupun biayanya. "Kami yang akan memberikan sentuhan yang lain, seperti menyediakan calon penyewa, penyuluhnya, maupun teknologinya. Ini namanya 'work share'," kata Imam.

Imam mengatakan, Kemenperin akan mulai membangun Sentra IKM sebagai proyek percobaan pada 2016 di Konawe, Sulawesi Tenggara dan menyusul tiga proyek di Wilayah Barat Indonesia dan tiga proyek di Wilayah Timur Indonesia. "Kami memilih Konawe karena mereka paling siap. Mulai dari lahan, Sumber Daya Manusia maupun infrastrukturnya sudah tersedia," ujar Imam.

Pada periode 2015-2019, pemerintah memprioritaskan pembangunan 22 Sentra IKM baru di luar Pulau Jawa, yakni tiga di Papua, dua di Maluku, empat di Nusa Tenggara, dua di Sulawesi, lima di Kalimantan dan enam di Sumatera.

Menurutnya, lebih jauh pemerintah ingin membangun efek berganda terhadap pembangunan Sentra IKM tersebut, sehingga lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya dan daya saing perekonomian daerah dapat meningkat.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…