Saham Infrastruktur Jadi Buruan Investor

NERACA

Jakarta – Komitmen pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur secara besar-besaran mulai dari pembangunan waduk hingga jalan tol, memberikan dampak terhadap performance saham-saham sektor infrastruktur yang terus merangkak naik dan menjadi perburuan investor.

Head of Equities and Research, UBS Indonesia Joshua Tanja menjelaskan, keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur yang terlihat sangat jelas membuat investor tampak menggilai sektor tersebut,”Yang jelas antusiasme investor terhasap prospek saham saham sektor infrastruktur masih tinggi karena melihat setelah subsidi BBM dipangkas, ada dana besar yang bergulir ke sektor infrastruktur," ujar Joshua di Jakarta, Selasa (10/3).

Akuisisi yang secara efektif berjalan, Joshua menuturkan, telah cukup menggambarkan keseriusan pemerintah di bidang infrastruktur. Tak hanya itu, layanan one stop service (pelayanan terpadu satu pintu) untuk izin usaha serta pembangunan pembangkit listrik membuat sektor tersebut kian menarik di mata para investor.

Dia merasa, dengan regulasi yang baru untuk mengatur perizinan, pembangunan pembangkit listrik juga terasa jauh lebih mudah,”Jadi ada orang-orang yang lebih senior yang mendapatkan kewenangan memberikan izin pembangunan. Sehingga proyek-proyek infrastruktur dapat berjalan lebih cepat," paparnya.

Dengan kepastian pemerintah di sektor infrastruktur, Joshua menjelaskan sejumlah saham juga akan diuntungkan. Selain saham-saham perusahaan kontraktor, secara tidak langsung saham properti dan semen juga berpotensi mendulang untung,”Biasanya untuk perusahaan semen, karena ada lonjakan permintaan semen untuk berbagai proyek infratruktur yang akan dan sedang berjalan," katanya.

Tapi dari sisi suplai, terdapat kecenderungan harga naik saat pasokan barang, dalam hal ini semen, tidak mampu menutupi lonjakan permintaan yang terjadi. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga  Senin 9 Maret 2015, sektor saham konstruksi dan properti naik 4,10% ke level 546,43. Sementara itu, sektor saham infrastruktur, utilitas dan transportasi turun 2,37% ke level 1.132,83.

Sebelumnya, analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo pernah bilang, sejumlah saham yang berkaitan erat dengan infrastruktur menjadi favorit tahun ini. Diantaranya, saham sektor konstruksi, semen, perbankan, dan konsumen. Oleh karena itu, dirinya menegaskan, tidak heran bila saham-saham yang menjadi favorit diburu umumnya berhubungan dengan infrastruktur, semen, konstruksi, perbankan, dan konsumen. ''Saham tersebut menjadi favorit,'' tuturnya.

Sebaliknya, menurut Kiswoyo, saham sektor minyak dan gas bumi (migas) dan pertambangan tidak direkomendasikannya untuk dibeli. Pasalnya, harga minyak mentah dunia merosot drastis. Namun, dia menilai, merosotnya minyak mentah dunia tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja saham awal tahun ini. ''Efeknya teredam sama melemahnya rupiah terhadap dolar AS, jadi tidak ada efeknya,'' jelas dia. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…