Banyak Kepentingan Hambat Kemajuan Bisnis Ikan Hias - Depok, Jawa Barat

NERACA

Depok - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, mengakui banyaknya kepentingan yang ada di dalam bisnis maupun  industry ikan hias menghambat kemajuan bisnis ini. “Bicara ikan hias secara produksi Indonesia nomer satu, tapi bicara ekspor kita masih kalah jauh dengan negara lain seperti Singapura. Salah satu yang menghambat dari bisnis ini adalah banyaknya kepentingan sehingga kita masih kalah dengan negara lain,” katanya kepada wartawan, sesaat setelah membuka Forum Group Discussion Membangun Industri Ikan Hias Nasional, di Depok, Jawa Barat, Senin (9/3). 

Sebagai contoh, untuk produksi ada di Kementrian KKP, bahkan ada yang di Kementrian Kehutanan, Perdagangannya ada di Kementrain Perdagangan, belum lagi Asosiasi ikan hias yang jumlahnya banyak sekali dan semuanya punya kepentingan jadi sulit sekali untuk maju. “Masing-masing punya kepentingan jadi sangat sulit untuk bisa maju,” imbuhnya.

Oleh karena itu, perlu ada upaya sinergitas antar lembaga/instansi, Asosiasi, hingga ke petani atau pembudidaya ikan hias agar bisa berjalan beriiringan untuk memajukan bisnis maupun industry ikan hias di kancah perdagangan international. “Mayoritas dari produk ikan hias adalah ekspor, jika ingin kuat bermain di pasar international, maka dari dalam negerinya harus solid dulu jangan bercerai berai. Kalau kuat di dalam, pasti keluarnya juga lebih baik,” ujarnya.

Untuk itu, hari ini kami semua yang punya kepentingan di bisnis ikan hias ini tengah membahas apa saja yang perlu kita lakukan ke depan agar Indonesia menjadi pemain utama dan menjadi raja ikan hias di pasar international. “Dari acara inilah diharapkan mampu mensinergikan apa saja yang mereka mau untuk nantinya dibuat regulasi kebijakan yang tidak memberatkan masing-masing. Sehingga upaya kita untuk bisa menjadi pemain nomer satu untuk bisnis ikan hias bisa tercapai,” tandasnya.

Menurutnya, melalui tema “Evaluasi dan Penataan Regulasi Perdagangan Ikan Hias Nasional” diharapkan dapat tersusun dan terumuskan kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kuantitas dan kualitas ikan hias nasional, serta terbentuknya sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).  “Harapannya dengan diskusi ini keinginan-keinginan dari masing-masing yang punya kepentingan dapat bisa disatukan untuk kemajuan bersama,” tuturnya.

Seperti diketahui, potensi sumber daya ikan hias Indonesia sekitar 1.050 spesies yang terdiri dari 400 spesies ikan air tawar dan 650 spesies ikan hias air laut. Pada tahun 2009, Indonesia menduduki peringkat ke tiga sebagai negara eksportir ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7 % setelah Singapura dan Malaysia, dengan dominasi negara tujuan ekspor ke Asia, Uni Eropa dan Amerika Serikat. Total nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai angka US$ 7,1 juta pada tahun 2009 dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 dengan nilai ekspor mencapai US$70 juta. [agus]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…