Indonesia Dinilai Belum Manfaatkan Sektor ICT

NERACA

Jakarta – Sektor informasi, komunikasi dan teknologi (ICT) menjadi suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan suatu negara terutama soal ekonomi. Semakin maju sektor ICT suatu negara maka akan semakin berkembang dan semakin baik pula ekonominya. Begitulah yang disebutkan oleh Senior Patner McKinsey & Company yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Komunikasi, Media dan Teknologi Asia Tenggara Michael Gryseels.

Ia bahkan menilai Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang belum optimal dalam memanfaatkan sektor tersebut. McKinsey & Company menilai kesiapan sebuah ICT sebuah negara bisa dilihat dari beberapa indikator seperti ketersediaan tenaga ahli. Gryseels mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan riset mengenai gagasan untuk memajukan ICT Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Riset ini menunjukkan bahwa semakin siap sektor ICT sebuah negara dapat diukur dari beberapa indikator seperti ketersediaan tenaga ahli, keterjangkauan layanan ICT, penggunaan sektor ICT dalam dunia usaha dan pemerintahan, semakin tinggi indikator tersebut maka akan semakin tinggi daya saing suatu negara,” ungkapnya, di Jakarta, Senin (9/3).

Sebagai gambaran, lanjutnya, terdapat hubungan yang kuat antara penetrasi jaringan pita lebar (broadband) dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Dia menyampaikan bahwa penetrasi broadband yang tinggi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Bahkan Presiden Direktur McKinsey & Company Indonesia Phillia Wibowo memaparkan pada sebuah analisa yang dibahas pada World Economy Forum disebutkan bahwa ICT dapat berkontribusi dalam meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi sebuah negara.

"Riset tersebut menyatakan bahwa setiap peningkatan penetrasi broadband 10 persen memiliki korelasi terhadap pertumbuhan PDB dari 1,21 persen menjadi 1,38 persen," katanya. Di sisi lain, Phillia juga menuturkan bahwa sektor ICT yang kuat tidak hanya menciptakan lapangan kerja. Namun, bisa memberikan efek domino positif pada penciptaan lapangan kerja di sektor lain. "Jadi pekerjaan di sektor ICT dapat menciptakan tiga lapangan kerja di sektor ekonomi lain," tukasnya.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat laporan yang membahas 10 cara membangun sektor ICT agar lebih kompetitif dan kuat di Indonesia. “Tentunya dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi serta perbaikan kualitas hidup masyarakat, yang kemudian akan berdampak luas bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.

Berikut ini sepuluh gagasan untuk memaksimalkan dampak sosio-ekonomi ICT di Indonesia diantaranya. Pertama, mengembangkan agenda dan peta panduan ICT nasional selaras dengan prioritas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial Indonesia. Kedua, mendukung industri ICT mengatasi hambatan infrastruktur terbesar dan memperbaiki jangkauan, biaya, dan bandwitch.

Ketiga, mengurangi kesenjangan digital ICT antara wilayah perkotaan dan pendesaan dengan kebikakan yang lebih spesifik dan supply model alternatif. Keempat, memastikan perundangan-undangan yang ada mendukung kebutuhan sektor ICT yang terus berkembang. Kelima, mengembangkan sektor hulu dan hilir industri ICT. Keenam, meningkatkan jumlah tenaga kerja ICT terampil.

Ketujuh, mendorong pemakaian ICT oleh usaha kecil dan menengah. Kedelapan, menggunakan ICT untuk mendukung sektor-sektor prioritas. Kesembilan, menggunakan ICT untuk meningkatkan layanan masyarakat. Dan kesepuluh yaitu meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan publik. Ia menuturkan, sektor ICT menjadi sangat penting bagi pembangunan Indonesia di masa depan. Sebab sektor ICT mempunyai dampak sangat besar di berbagai bidang ekonomi. “10 ide bertujuan memaksimalkan potensi sosial ekonomi dari pemanfaatan ICT di Indonesia,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peranti Lunak Telematika Indonesia (Aspiluki) Djarot Subiantoro mengatakan ICT telah secara agresif memberi kontribusi terhadap perekonomian Tanah Air. Ini terbukti dari kontribusinya terhadap berbagai sektor di Tanah Air. Meski demikian, industri ini perlu mendapat dukungan dan perhatian khusus dari pemerintah. “Indonesia sebenarnya tidak kalah dalam hal ICT-nya. Tapi industri ini hingga kini masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait tenaga kerja dan karya yang diciptakannya. Kalau mau dijabarkan, tantangan ICT Indonesia adalah terkait SDM, infrastruktur fisik, kebijakan dan hukum, dan pemanfaatan," kata Djarot.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…