Kota Cianjur Diserbu Puluhan Pengemis

 

 

NERACA

Cianjur - Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi di setiap wilayah Indonesia, termasuk Cianjur membuat para pengemis dan anak-anak jalanan sudah mulai menyerbu kota. Terutama di sejumlah tempat keramaian dan di persimpangan jalan raya Cianjur. 

Para pengemis dan anak-anak jalanan biasanya beroperasi sejak pagi hingga malam di hampir setiap tempat keramaian, sekitar pusat-pusat perbelanjaan, masjid, dan beberapa tempat lain yang dianggap banyak orang berkumpul.

 

Enoh (42), salah seorang pengemis di wilayah Cianjur, mengatakan,  dirinya sengaja datang ke kabupaten Cianjur untuk mengemis, karena di daerah asalnya telah banyak yang berprofesi sebagai pengemis. “Saya datang dari luar Cianjur, untuk mengemis di Cianjur,” katanya, kemarin.

 

Dia mengaku, terpaksa melakukan pekerjaan ini, karena kondisi ekonomi yang sangat kurang. “Saya juga saat mengemis selalu membawa anak,  mudah-mudahan ada dermawan yang akan memberi kami sedikit hartanya, untuk sekedar membeli keperluan makan sehari-hari,” katanya, kemarin.

 

Hal yang sama dikatakan,  Encin (27). Dia memaparkan,  mengemis bersama anaknya yang masih balita berumur 17 bulan. “Saya mempunyai tiga orang anak, saya bawa semua anak saya karena saya ditinggal oleh suami yang entah kemana,” ujarnya.

 

Selanjutnya, dalam sehari, Encin bisa mengumpulkan uang  dari hasil mengemis sebanyak Rp 50 ribu  sampai Rp 100 ribu lebih. “Saya biasanya mengemis dari jam 9 pagi sampai 10 malam,” paparnya.

 

Encin mengaku, dirinya ingin mengubah nasib ke arah yang lebih baik. “Kalau pemerintah bisa peduli terhadap nasib para pengemis, saya bersedia meninggalkan pekerjaan ini,” tambahnya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Catatan Sipil, Muhammad Ginanjar, mengatakan para pengemis dan anak-anak jalanan memang sulit dihilangkan “Para pengemis atau gepeng ini tersebar di beberapa titik keramaian di kota Cianjur.  Jadi untuk langsung mencari solusi terbaik kami kesulitan, butuh waktu serta proses yang panjang,” tegasnya

 

Menurut Ginanjar, mengemis bukan hanya karena lemah ekonomi, tetapi juga karena malas dan tidak mau bekerja secara serius. Pihaknya  juga  sudah beberapa kali melakukan upaya prefentif penanggulangan keadaan tersebut, namun setelah itu mereka kembali mengemis.

 

“Karena itu, kami akan melakukan upaya-upaya penertiban dengan melakukan pendidikan atau pembekalan keterampilan kepada para gepeng, pengemis dalam jangka waktu dekat ini,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…