Reksa Dana Saham Konstribusi Besar - Dana Kelola MAMI Capai Rp 52,57 Triliun

NERACA

Jakarta  - Sepanjang tahun 2014, PT Manulife Aset Managemen Indonesia (MAMI) mencatatkan total dana kelolaan sebesar Rp52,57 triliun, meningkat 18% dibanding 2013,”Saat ini mayoritas dana kelola dikontribusi dari reksa dana saham dan pendapatan tetap atau fixed income,”kata Director of Busines Development PT Manulife Aset Management Indonesia, Putut E Andanawarih di Jakarta, Kamis (5/3).

Disebutkan, total kelola dana reksa di kontribusi besar dari saham dengan porsi 40%, 40%
dari  fixed income dan sisanya campuran dan pasar uang. Perseroan, kata Putut, belum bisa memberikan target dana kelola atau AUM 2015.

Dia menjelaskan, tips untuk berinvestasi secara aman adalah mengenal dengan siapa uang tersebut diinvestasikan, dan jangan tergiur dengan imbal hasil (return) tinggi yang diberikan,”Cara orang awam investasi yang dicari adalah return. Istilahnya taruh uang di orang jangan lihat return-nya tapi siapa yang terima uang. Bisa balikin saat kita butuh tidak, siapa dia itu paling penting. Kebanyakn bodong kalau return-nya tinggi," jelas Putut

Selain itu, cermati dan lebih peduli pada produk maupun manajer investasi (MI) yang menawarkan produk tersebut dan pastikan telah mendapat izin  dan pengawasan dari  Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam surveinya, Manulife Aset Manajemen Indonesia mengungkapkan, rata-rata investor Indonesia berharap imbal hasil (return) investasi sebesar 14,5%. Sedangkan seperempat dari investor mengharapkan return lebih dari 20% pada tahun ini.

Kata Putut E Andanawarih, saham masih menjadi instrumen investasi dengan imbal hasil tertinggi, namun dengan risiko yang juga tinggi,”Dengan deposito hanya 7%, mengharapkan return 14%, dapat tidak? Sebetulnya kalau investor mengenal investasi lain dengan return yang tinggi pengembaliannya (bisa), seperti di saham dan obligasi. Kenali dulu karateristik yang ada di instrumen tersebut," ujarnya. Dia mencontohkan, jika investor ingin imbal hasil Rp1 miliar dalam 10 tahun, caranya dengan mencicil tiap bulan sebesar Rp3 juta. Dengan komposisi 70% di saham, 10% di deposito, dan 20% di obligasi,”Jika semakin pandai dan paham instrumen saham, paling ekstrim komposisinya 70% saham, 10% obligasi, 20% deposito, return-nya bisa mencapai 18%, sudah lebih dari 14,5% ," jelas dia.

Sedangkan kalau porsi obligasi 25%, saham 15%, sisanya deposito maka return-nya hanya 11% tiap bulan. Sementara jumlah biaya cicilannya lebih besar, yaitu Rp4,6juta. Putut menambahkan, kalau investasi di deposito, return rata-rata dalam 13 tahun terakhir tiap tahun hanya 6%, obligasi 15%, dan saham 22%,”Harusnya bisa kalau investor bisa alokasi dananya ke instrumen lain yang tingkat return-nya tinggi. Sesuaikan juga dengan tingkat risiko dari setiap investasi," pungkas dia. (bani)

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…