Akhir Pekan, Laju IHSG Masih Tren Menguat

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 2,88 poin (0,05 persen) menjadi 5.450,94. Sementara kelompok 45 saham unggulan(indeks LQ45) naik 0,05 poin (0,01%) ke level 946,57.

Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, IHSG bertahan di area positif ditopang oleh aksi beli saham secara selektif, situasi itu didukung ekspektasi data ekonomi domestik yang akan dirilis seperti cadangan devisa Indonesia periode Februari 2015 berpotensi naik menyusul data neraca perdagangan yang terus mengalami perbaikan,”Di tengah ekspektasi rilis data ekonomi mengenai cadangan devisa yang masih baik serta tren perbaikan defisit neraca keuangan Indonesia yang berlanjut akan menopang IHSG bertahan di jalur penguatan," katanya di Jakarta, Kamis (5/3).

Dia menambahkan bahwa kenaikan IHSG BEI juga diimbangi faktor eksternal menyusul kenaikan harga minyak dunia ke level US$ 52 per barel yang dapat memicu saham sektor energi kembali positif. Sementara itu, Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq menambahkan, sebagian pelaku pasar saham khawatir terhadap kondisi mata uang rupiah yang masih dalam tren pelemahan terhadap dolar AS sehingga penguatan IHSG BEI cenderung tertahan.

Namun, menurut dia, investor saham masih dapat melakukan strategi aktif dalam mengelola dananya karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih positif. Hal itu terlihat dari tren inflasi yang menurun serta defisit neraca perdagangan Indonesia yang mengecil.

Secara teknikal, Hanif Mantiq mengatakan bahwa selama IHSG BEI masih terjaga di atas level 5.300 poin maka tren penguatan akan terus berjalan dan berpotensi menuju level 6.000 poin pada akhir tahun ini. Berikutnya, indeks BEI Jum’at akhir pecan diperkirakan bergerak menguat. Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI Kamis sebanyak 206.405 kali dengan volume mencapai 4,20 miliar lembar saham senilai Rp4,63 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 154 saham, yang melemah 141 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 105 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 272,34 poin (1,11%) ke 24.193,04, indeks Bursa Nikkei naik 48,24 poin (0,26%) ke 18.751,84, dan Straits Times melemah 11,82 poin (0,32%) ke posisi 3.404,85. Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup menguat 27,908 poin (0,51%) ke level 5.475,967. Sementara Indeks LQ45 menguat 6,260 poin (0,66%) ke level 952,773. Sembilan sektor berhasil menguat berkat aksi beli investor domestik. Investor asing masih terus melepas saham sejak perdagangan Rabu kemarin.
Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 108.262 kali dengan volume 2,642 miliar lembar saham senilai Rp 2,359 triliun. Sebanyak 145 saham naik, 96 turun, dan 102 saham stagnan. Bursa-bursa regional bergerak variatif cenderung melemah hingga siang hari. Hanya bursa Jepang yang masih bisa menguat bersama Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 825 ke Rp 54.850, Matahari (LPPF) naik Rp 675 ke Rp 18.175, Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 475 ke Rp 12.475, dan Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 450 ke Rp 5.000. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Djakarta (DLTA) turun Rp 2.000 ke Rp 278.000, Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 385 ke Rp 2.265, SMART (SMAR) turun Rp 175 ke Rp 6.400, dan Buana Finance (BFIN) turun Rp 100 ke Rp 2.600.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebesar 9,83 poin atau 0,18% menjadi 5.457,89. Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, pelaku pasar saham mulai melakukan aksi beli pada saham-saham yang sempat terkoreksi di perdagangan Rabu (4/3), sehingga aksi itu kembali mendorong IHSG BEI berada dalam area positif,”Setelah terjadi koreksi, maka investor akan kembali melakukan akumulasi pembelian saham, apalagi dana investor saham asing juga masih terus mengalir ke pasar modal domestik," ujarnya.

Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 2,48 poin (0,26 persen) menjadi 949,00. Menurut dia, selama ekspektasi positif terhadap fundamental ekonomi Indonesia masih kuat maka potensi IHSG BEI bergerak naik masih terus terbuka.

Sementara itu, Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah mengatakan, dalam jangka pendek ini, momentum kenaikan masih terjaga, sektor perkebunan dan perbankan diperkirakan menopang laju indeks BEI,”Harga minyak sawit mentah (CPO) menjadi perhatian utama kami setelah dari sisi teknikal harga komoditas itu menguat. Sejauh ini, kami melihat pengaruhnya positif pada saham-saham perkebunan untuk tren ke depan," katanya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka melemah 153,98 poin (0,63%) ke 24.311,40, indeks Bursa Nikkei naik 46,79 poin (0,25%) ke 18.750,39, dan Straits Times melemah 0,42 poin (0,01%) ke posisi 3.414,27. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…