Saham Astra dan Indofood Layak Dikoleksi

NERACA

Jakarta – Meskipun laba PT Astra Internasional Tbk (ASII) sepanjang tahun 2014 turun tipis 1,21% lantaran lesunya penjualan sektor otomotif, namun tidak mempengaruhi anjloknya harga saham perseroan karena Astra memiliki fundamental bisnis yang kuat. Oleh karena itulah, analis Profindo mengatakan, kedepan saham Astra layak di koleksi.

Dalam kajiannya di Jakarta, kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (4/2) cenderung terkoreksi setelah naik dari 5.166 ke 5.475 atau menguat 5,98% dari 20 Januari sampai 3 Maret 2015. Meski demikian, saham Astra dan Indofood masih menarik untuk ditransaksikan.

Kemarin, IHSG hampir menyentuh level 5.500. Investor asing masih mencatatkan net buy Rp 289,3 miliar. Saham Astra dan UT banyak dibeli investor asing karena potensi membaiknya kinerja alat berat yang didukung oleh program infrastruktur pemerintah. Asal tahu saja, per akhir Desember 2014, PT Astra Internasional Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 19,18 triliun. Sedangkan di akhir 2013, laba bersih ada di angka Rp 19,41 triliun. Adapun pendapatan bersih sedikit saja meningkat dari Rp 193,88 triliun menjadi Rp 201,7 triliun.

Disebutkan, semua sektor bisnis mengalami peningkatan kinerja, kecuali sektor otomotif dan infrastruktur, logistik, serta lainnya. Laba bersih di divisi otomotif turun hingga 14% menjadi Rp 8,5 triliun. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII mengatakan, perang diskon yang terjadi di pasar mobil berdampak negatif terhadap margin profit.

Terlebih, penjualan mobil ASII pun turun sebesar 6% menjadi hanya 614.000 unit. Mengkerutnya penjualan mobil terjadi seiring dengan penurunan penjualan secara nasional yang sebesar 2%. Sepanjang 2014, penjualan mobil nasional tercatat sebanyak 1,2 juta unit. Penurunan penjualan ini membuat pangsa pasar mobil Astra turun dari 53% menjadi 51%. Sementara itu, penjualan kendaraan roda dua naik sekitar 8% menjadi 5,1 juta unit.

Kemudian saham BUMN konstruksi terkoreksi karena sudah cukup premium. Meski demikian, WSKT terlihat masih bergerak sideway karena akan mendapatkan suntikan dana pemerintah. Di sisi lain, perusahaan konstruksi swasta seperti ACST menarik untuk diperhatikan setelah diakuisisi oleh Astra. Investor cenderung wait and see menunggu data ekonomi Indonesia lainnya. BI berencana mengumumkan jumlah uang beredar dan Jumat, BI akan melaporkan cadangan devisa. Dari luar negeri, data penjualan kendaraan Amerika dilaporkan 16,2 juta, turun dari sebelumnya 16,7 juta. Sepinya berita ekonomi Amerika membuat investor melakukan take profit. Akibatnya, indeks Dow Jones turun -0.47% dan  EIDO turun -0.61%. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…