BEI Sesumbar Target IPO Bakal Tercapai

NERACA

Jakarta – Seiring maraknya perusahaan yang menyatakan minat untuk go public, menjadi keyakinan bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) bila target pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak 32 perusahaan pada tahun 2015 akan tercapai,”Pada semester I tahun ini, diperkirakan setengahnya dari target IPO BEI akan terlaksana menyusul kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi akan memicu perusahaan melakukan ekspansi dan membutuhkan modal. Dalam "pipeline" BEI, setidaknya terdapat sekitar 10 perusahaan yang merencanakan untuk melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme IPO.

Kemudian masih ada beberapa lagi yang menyatakan minatnya untuk IPO, namun belum menyampaikan secara resmi ke pihak Bursa. Namun, Hoesen belum mengungkapkan secara rinci perusahaan yang merencanakan IPO. Dikatakannya, perusahaan-perusahaan itu di antaranya bergerak di bidang konsumer, properti, ritel, manufaktur, pertambangan, media, dan telekomunikasi. Selain itu ada juga perusahaan yang merencanakan untuk mencatatkan kembali (relisting) sahamnya,”Mudah-mudahan dalam waktu dekat dokumen resminya sudah diterima BEI," katanya.

Sebelumnya, Hoesen juga mengatakan bahwa dalam rangka mendukung target IPO, BEI sedang mengkaji peraturan baru untuk memudahkan perusahaan sektor minyak dan gas melakukan IPO meski belum memulai tahapan operasi produksi,”Kita sedang berencana untuk menerbitkan peraturan baru yakni I-A.2 untuk industri migas, peraturan itu sedang dibahas dengan beberapa pihak yang berkompeten di bidang migas," ujarnya.

Dia mengemukakan bahwa peraturan untuk IPO perusahaan migas itu merupakan pengembangan dari Peraturan Nomor I-A.1 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara yang efektif pada 1 November 2014.

Menurut Director of Investment of PT Valbury Asia Asset Management, Andreas Yasakasih bahwa Peraturan Nomor I-A.1. yang resmi diberlakukan pada 1 November 2014 itu akan membuat IPO semakin semarak pada tahun ini dan ke depannya.

Kendati demikian, dia menambahkan, pada tahun ini sektor pertambangan diperkirakan masih mengalami pelemahan kinerja menyusul permintaan harga batu bara yang mengalami tekanan, melemahnya batu bara itu dapat berimbas ke komoditas lainnya,”Namun untuk jangka panjang sektor itu masih cukup menjanjikan dalam memberikan imbal hasil yang baik," ujarnya.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito pernah bilang, pihaknya bakal kebanjiran calon emiten yang listing di bursa pada kuartal kedua tahun ini,”Mulai ada expose ke BEI, tapi yang masuk bukan bulan ini, akan ada listing di bulan April,"ungkapnya.

Dimana perusahaan tersebut sudah melakukan paparan dan laporan keuangan yang digunakan adalah buku Desember tahun lalu. Kata Ito, karena yang akan digunakan adalah buku Desember, maka tidak ada lagi yang IPO pada kuartal I tahun ini. Sedangkan yang menggunakan buku September untuk IPO disebutnya jarang dilakukan,”Kebanyakan gunakan buku Desember. Kebanyakan di April, Mei, Juni. Pipeline yang masuk banyak tapi bagaimana mengatur harinya mereka yang atur sendiri jadwal IPO-nya," jelas Ito. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…