NERACA
Jakarta - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memprediksi peluang pembiayaan sektor kemaritiman akan berkontribusi besar terhadap total pembiayaan industri multifinance. Bahkan, lima tahun mendatang sektor ini dapat menggeser pembiayaan otomotif.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Efrinal Sinaga, tidak memungkiri penjualan otomotif saat ini sering tidak mencapai target akibat pasar tengah jenuh dan sarana transportasi mulai membaik, sehingga memicu pengurangan permintaan akan sepeda motor dan mobil.
“Mungkin tahun 2016 berbagai pembangunan infrastruktur sudah jalan. Ditambah BBM akan naik terus dan ada pajak progresif. Pasti masyarakat berfikir untuk apa memiliki mobil atau motor banyak. Di sinilah permintaan (demand) mulai turun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/3).
Dengan demikian, lanjut Efrinal, dirinya memprediksi bahwa pembiayaan di sektor kemaritiman bisa menggantikan pembiayaan di sektor otomotif. Hal ini terjadi lantaran banyaknya pembiayaan yang bisa dilakukan perusahaan pembiayaan di sektor maritim, setelah OJK membolehkan adanya perluasan lini usaha.
“Jumlah masyarakat pesisir sekitar 37 juta orang. Hanya baru nelayan saja. Itu belum termasuk pengusahanya. Jadi masih sangat luas (pangsa pasarnya). Apalagi luas laut dua pertiga dari luas pulau, dan yang paling penting, kebijakan Pemerintahan Joko Widodo yang ingin 'back to the sea'. Saya rasa lima tahun sudah bisa (menggeser pembiayaan otomotif),” tegas Efrinal.
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama kepada masyarakat di pesisir pantai terkait pembiayaan di sektor maritim.
Dia mengatakan, pihaknya bersama asosiasi telah melakukan sosialisasi di Desa Klungkung, Bali, terkait pembiayaan sektor maritim. Di Desa Klungkung terdapat sentra pemindangan ikan, dan termasuk yang terbesar di daerah tersebut. Setidaknya terdapat 70 pengusaha.
“Total omzet mereka Rp600 juta per hari. Usaha tersebut sudah lama dilakukan dan terdapat kebutuhan modal kerja yang tinggi. Sangat jelas bahwa usahanya ini memiliki prospek besar,” ungkap Efrinal.
Dia juga menambahkan, untuk membuka peluang bisnis yang begitu besar di sektor kemaritiman, APPI akan melakukan sosialisasi kembali. Ke depan, wilayah yang disosialisasikan meliputi Gunung Kidul Yogjakarta, Batam, Makassar Sulawesi Selatan dan Sibolga, Sumatera Utara.
“Kami sudah merencanakan setiap minggu melakukan sosialisasi. Kami berharap bisa bagaimana meningkatkan dan mengkreasikan produksi mereka,” pungkas Efrinal. [ardi]
NERACA Jakarta - Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) pada kuartal I-2015 mencatatkan penyaluran pembiayaan tumbuh tipis 0,75 persen menjadi…
NERACA Jakarta - PT Mandiri Tunas Finance tetap optimis laba bersih hingga akhir 2015 bisa melampaui Rp300 miliar, mengingat…
NERACA Jakarta - Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Finance Tbk, Zacharia Susantadiredja mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan pembiayaan mencapai…
NERACA Jakarta - Industri perusahaan pembiayaan (multifinance) pada kuartal I-2015 mencatatkan penyaluran pembiayaan tumbuh tipis 0,75 persen menjadi…
NERACA Jakarta - PT Mandiri Tunas Finance tetap optimis laba bersih hingga akhir 2015 bisa melampaui Rp300 miliar, mengingat…
NERACA Jakarta - Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Finance Tbk, Zacharia Susantadiredja mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan pembiayaan mencapai…