Jaga Pasokan Batu Bara - Cakra Mineral Siap Caplok Perusahaan Australia

NERACA

Jakarta – Perusahaan tambang PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) berniat mengakuisisi seluruh saham perusahaan publik di Australia, yang bergerak di komoditas batu bara matulargi (coking coal), Cokal Limited (CKA). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Terkait rencana tersebut, perseroan telah proposal penawaran akuisisi Cokal Limited pada 27 Februari 2015. Rencana ini merupakan langkah awal perusahaan menjajaki komoditas batu bara, khususnya coking coal, yang diharapkan dapat meningkatkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Adapun alasan persreoan tertarik di bisnis batu bara karena kebutuhan perseroan dalam menjaga kelangsungan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral yang akan dibangun. Selain itu, prospek coking coal di masa depan dinilai positif akibat minimnya pasokan coking coal di dalam negeri.

Manajemen menjelaskan, jika CKA menanggapi positif proposal tersebut, perseroan akan menindaklanjuti dengan melakukan sejumlah perjanjian kesepakatan. Di samping itu, juga melakukan uji tuntas (due diligence), dengan melakukan financial due diligence, legal due diligence dan penilaian aset. Aksi korporasi ini diharapkan bisa terealisasi tahun ini.

Cokal Limited merupakan produsen coking coal asal Australia, yang memiliki tambang batu bara, khususnya coking coal di Kalimantan Tengah sebanyak lima proyek dan satu di Kalimantan Barat, dengan tiga izin eksplorasi.

Sebagai informasi, tahun ini pula, perseroan akan membangun pabrik pengolahan mineral alias smelter. Untuk merealiasikan pembangunan proyek tersebut, Cakra akan menggandeng perusahaan asal Hong Kong Z&Z International Co Ltd. Disebutkan, Cakra dan Z&Z International telah bersepakat membuat perusahaan patungan bernama PT Cakra Smelter Indonesia. Anak perusahaan baru itu akan mengolah bijih besi atau iron ore menjadi pig iron dengan memakai teknologi blast furnace.

Nantinya pabrik smelter yang berkapasitas 200.000 metrik ton bijih beso per tahun tersebut berlokasi di Sumatra Utara. Cakra berencana memasok sebanyak 35.000 metrik ton bijih besi per bulan ke pabrik pengolahan tersebut.

Sekretaris Perusahaan Cakra Mineral, Dexter Jusuf pernah bilang, sumber pasokan berasal dari konsesi pertambangan bijih besi milik Cakra yang dikelola melalui PT Persada Indo Tambang. Disebutkan, kapasitas produksi bijih besi Persada Indo 25.000 metrik ton bijih besi per bulan. "Jika pasokannya kurang, mungkin kami akan memasok dari penambang lain juga," katanya.

Dirinya mengungkapkan, ditarget smelter itu akan rampung dalam 18 bulan sejak rencana pembangunan awal tahun 2015. Namun, sayangnya manajemen perusahaan itu masih bungkam perihal modal dalam membuat perusahaan patungan tersebut.  (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…