Menperin Minta Gunakan Produk Dalam Negeri - Proyek Infrastruktur Pemerintah

NERACA

Cikarang - Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta agar proyek-proyek infrastruktur pemerintah menggunakan produk-produk dalam negeri. Dimana saat ini industri penunjang pembangunan infrastruktur sudah siap untuk menyediakan bahan baku maupun materialnya.

"Pemerintah saat ini tengah gencar membangun infrastruktur. Oleh karenanya kami meminta dan menghimbau agar proyek infrastruktur bisa menggunakan produk-produk dalam negeri," kata Saleh Husin, kepada wartawan saat melakukan kunjungan di kunjungan kerja di PT Gunung Garuda, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (26/2).

Untuk itu, dirinya berjanji akan terus berkordinasi dengan intansi terkait agar dapat menggunakan produk dalam negeri dalam pembangunan proyek infrastruktur nasional. "Dari beberapa pantauan yang sudah saya lihat sendiri kemampuan produk dalam negeri seperti baja ini sudah sangat siap dan layak untuk bisa mengisi pasar proyek infrastruktur dalam negeri. Oleh karenanya kami akan terus berkoordinasi dengan Kementrian/Lembaga terkait agar bisa menggunakan produk lokal dalam pembangunan infrastruktur ke depan," ujarnya.

Dihadapan pengusaha baja, Saleh pun menjanjikan bahwa akan mendorong agar pembangunan ke depan dapat menggunakan produk dalam negeri. "Ke depan produk dalam negeri harus jadi prioritas utama pembangunan infrastruktur," tandasnya.

Mengingat di tengah keinginan pemerintah untuk membangun infrastruktur tentu akan berdampak pada kebutuhan akan baja. Dimana biasanya kebutuhan baja dalam negeri pertahunnya sebanyak 12, 5 juta ton, dan ke depan pasti  akan terus meningkat bahkan bisa dua kali lipat atau lebih. "Dana konpensasi dari penarikan subsidi BBm dialihkan untuk pembangunan infrastruktur tentu kebutuhan akan meningkat, dan harus jadi peluang bagi perusahaan dalam negeri," ucapnya.

Selain itu juga, industri baja menjadu salah satu pendukung utama dalam pembangunan infrastruktur Indonesia seperi untuk pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasilitas lainnya. "Kebutuhannya sangat tinggi, makanya pentingnya produk dalam negeri itu bisa seluruhnya diserap untuk proyek pembangunan infrastruktur," tandasnya.

Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 pemerintah menganggarkan dana untuk infrastruktur sebesar Rp290,3 triliun.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan dibandingkan tahun lalu Rp290,3 triliun yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur terbilang cukup besar.

"Anggaran untuk infrastruktur pada APBN-P 2015 adalah Rp290,3 triiliun, jauh lebih besar dari yang dulu-dulu," papar.

Bambang merincikan, anggaran infrastruktur yang disalurkan kepada Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam APBN-P 2015 sebesar Rp209,9 triliun atau meningkat dari anggaran pada APBN 2015 sebesar Rp155,4 triliun.

"Sementara untuk non K/L Rp80,5 triliun naik dibandingkan APBN 2015 sebesar Rp35,9 triliun," tukasnya. [agus]

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…