Catatkan Pendapatan Rp 700 Miliar - Bisnis Properti Sentul City Belum Bergairah

NERACA

Jakarta – Tren bisnis properti masih akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh dan di dukung kondisi politik yang kondusif. Apalagi, kebutuhan rumah tiap tahunnya akan terus naik. Namun momentum tahun politik tahun 2014 dan kebijakan LTV dari Bank Indonesia memberikan dampak yang berarti. Dimana banyak membuat bisnis tergangu dan salah satunya di sektor properti, pengalaman pahit inilah yang dialami  PT Sentul City Tbk (BKSL).

Pendapatan perseroan diprediksi mencapai Rp 700-800 miliar tahun lalu, turun dibandingkan realisasi tahun sebelumnya Rp 962 miliar. Angka penjualan ini sesuai dengan penurunan target penjualan properti (marketing sales) tahun lalu menjadi Rp 2 triliun, dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp 2,5 triliun.

Penurunan pendapatan dipengaruhi atas penerapan peraturan pembatasan besaran kredit (loan to value/LTV) kredit rumah tahun lalu, kenaikan BI rate, dan berlangsungnya pesta demokrasi pemilihan umum presiden dan wakil presiden. "Proses audit terhadap laporan keuangan periode 2014 masih berjalan, tapi target pendapatan tahun kemungkinan terealisasi," ujar Investor Relations Sentul City Michael Tene di Jakarta, kemarin.

Terkait kinerja keuangan tahun ini, dia mengatakan, marketing sales diprediksi stagnan pada level Rp 2 triliun. Perseroan masih berhati-hati dalam berbisnis, karena kondisi ekonomi masih belum stabil. “Meskipun BI rate mulai turun, hanya saja berlanjutnya pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa menjadi sentimen negatif terhadap ekonomi domestik,” imbuuhnya.

Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 700 miliar sepanjang 2015. Dana ini akan digunakan untuk membiayai pengerjaan proyek properti, yaitu pengembangan 14 produk baru rumah tapak (landed house) maupun gedung bertingkat (highrise) berjumlah 2.313 unit senilai Rp 1,9 triliun. Pendanaan belanja modal, menurut Michael, sebesar 80 persen berasal dari kas internal dan sisanya dari pinjaman. "Pinjaman masih dipertimbangkan apakah melalui utang bank atau terbitkan surat utang," jelas dia.

Selain mengembangkan properti, dia menambahkan, Sentul City menjajaki kerjasama dengan investor potensial untuk pengelolaan mall di kawasan Sentul di lahan seluas 7,8 hektare (ha). Pengembangan pusat perbelanjaan ini diproyeksikan menelan investasi Rp 1,2 triliun "Saat ini, kami sedang dalam pembicaraan yang intens dengan satu investor asing. Namun belum bisa diungkap namanya," jelas Michael.

Dia menuturkan, Sentul City juga membidik pengembangan proyek properti di luar Jawa, yaitu hotel di Lombok. Investasi hotel tersebut diproyeksikan menelan dana Rp 300 miliar. "Kami sedang menggelar studi kelayakan proyek hotel di Lombok , karena ini proyek pertama perseroan di luar wilayah Jabodetabek. Proyek ini ditargetkan launching pada semester kedua tahun ini," imbuh Michael. (id/bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…