Laba Golden Energy Mines Anjlok 41,12%

NERACA

Jakarta – Perusahaan tambang PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) membukukan penjualan neto sebesar Rp5,19 triliun di akhir 2014, atau naik 17,12% dari posisi di Desember 2013 sebesar Rp4,43 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Laba yang dapat diatribusikan perseroan menjadi Rp133,41 miliar di 2014, atau turun 41,12% dari posisi sebesar Rp226,59 miliar di 2013. Sedangkan laba bruto perseroan menjadi Rp1,75 triliun di tahun lalu, dari posisi sebesar Rp861,22 miliar di 2013. Beban usaha perseroan menjadi Rp1,64 triliun di 2014, dari posisi sebesar Rp1,64 triliun di 2013.

Sehingga membuat laba sebelum pajak perseroan tergerus menjadi Rp185,68 miliar di 2014, dari posisi sebesar Rp311,62 miliar. Sementara itu, beban pokok penjualan perseroan menjadi Rp3,44 triliun di tahun lalu, dari posisi sebesar Rp3,57 triliun di 2014. Liabilitas perseroan menjadi sebesar Rp840,93 miliar, atau turun 20% dari posisi sebesar Rp1,05 triliun di 2013. Sedangkan posisi aset sebesar Rp3,92 triliun di akhir 2014, dari posisi sebesar Rp3,99 triliun di 2013.

Sebagai informasi, perseroan telah memberikan fasilitas perpanjangan pinjaman kepada dua anak usahanya, yakni GEMS Trading Resources Pte Ltd dan PT Roundhill Capital Indonesia (RCI). Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk Sudin menuturkan, pinjaman yang diberikan kepada GEMS Trading Resources Pte Ltd yang sebesar US$ 30 juta seharusnya berakhir pada 31 Desember 2014. Namun, melalui addendum kedua jangka waktu pinjaman diperpanjang menjadi 31 Desember 2015.

Kemudian, untuk pinjaman sebesar US$ 10 juta milik PT Roundhill Capital Indonesia (RCI) yang harusnya jatuh tempo pada 31 Desember 2014, tapi setelah dilakukan perpanjangan waktu tanggal jatuh tempo menjadi 31 Desember 2015. Sebelumnya, diketahui PT Golden Energy Mines Tbk memberikan fasilitas pinjaman kepada kedua anak usaha untuk digunakan sebagai modal kerja keduanya.

Tercatat semester pertama tahun lalu, laba Golden Energy Mines tergerusa akibat beban membengkak. Namun demikian, perseroan  mencatat kenaikan penjualan 27% year on year menjadi Rp 2,61 triliun, dibandingkan pencapaian Rp 2,06 triliun di akhir Juni 2013. 

Laba kotor GEMS juga tercatat naik tinggi, yaitu Rp 863,08 miliar, lompat 104% menjadi Rp 422,74 miliar. Namun, efisiensi pada beban penjualan kurang maksimal. Pada pos tersebut, angkanya tercatat sebesar Rp 539,43 miliar, melesat tiga kali lipat dibanding periode semester I-2013 yang hanya sebesar Rp 161,6 miliar.

Kenaikan ongkos angkut, biaya sewa, sampai asuransi pengapalan dalam beban penjualan menggerus laba bersih perusahaan batubara ini. Di ujung semester I-2014, laba perusahaan Rp 54,89 miliar, susut 28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 76,73 miliar. Laba bersih per saham GEMS juga ikut turun 28% menjadi Rp 9,33 per saham dari sebelumnya Rp 13,04 per saham. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…