Turut Gerakkan Ekonomi Daerah - DPR Apresiasi Minapolitan Perikanan Budidaya

NERACA

Banjar-Pengembangan kawasan minapolitan telah mendorong peningkatan produksi secara signifikan. Kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya yang merupakan konsepsi pembangunan ekonomi yang berbasis kawasan berdasarkan prinsip – prinsip terintegrasi, efisiensi, dan percepatan pembangunan, telah memunculkan kawasan perikanan budidaya yang baru dan mendukung perekonomian daerah.

“Minapolitan perikanan budidaya telah berhasil menjadi contoh daerah lain yang memiliki potensi serupa, sehingga memberikan dampak yang positif bagi daerah lainnya,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto, pada saat mendampingi Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI di Cindai Alus, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, kemarin.

Kabupaten Banjar merupakan salah satu kabupaten minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas utama adalah patin. “Kawasan minapolitan perikanan budidaya di Kabupaten Banjar ini, mampu secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam satu hari mampu menghasilkan 35 – 40 ton patin untuk dipasarkan ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Disamping itu, kawasan minapolitan ini telah mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya,” papar Slamet.

Pakan Mandiri

Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) yang telah dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah di terapkan di kawasan budidaya patin Cindai Alus. Pabrik pakan mandiri yang di kelola oleh Bapak Suhadi telah mampu memproduksi pakan patin setiap hari secara rutin. Menurut Pak Suhadi, produksi pakan mandiri yang dia kelola, mampu memproduksi 5 ton pakan setiap hari. “Pakan yang saya produksi ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan di wilayah Cindai Alus. Tetapi dengan Pakan Mandiri ini, kami bisa menurunkan biaya produksi karena harga pakan yang kita produksi harganya lebih murah di banding dengan pakan komersil tetapi kualitasnya tidak kalah dengan pakan pabrikan. Margin yang kita dapat dari budidaya menggunakan pakan mandiri juga meningkat sampai 30 %”, ungkap Suhadi.

Produksi patin dari kolam Pak Suhadi dengan ukuran 20 x 24 m2, benih 3 inch sebanyak 40 ribu ekor, lama waktu budidaya 7 – 8 bulan, dapat dihasilkan patin ukuran > 800 gr sebanyak 40 ton dengan harga saat ini Rp. 20.000,-/kg.

Data sementara produksi Patin di Propinsi Kalimantan Selatan pada 2014 adalah 25,5 ribu ton. Volume ini setara dengan 6,3 % produksi patin nasional yang mencapai 403 ribu ton. Target produksi patin nasional pada 2015 adalah 604,7 ribu ton dengan target kontribusi produksi dari Kalimantan Selatan sebesar 48,6 ribu ton.

Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menambahkan bahwa program GERPARI adalah salah satu cara untuk mewujudkan Perikanan Budidaya yang Mandiri, berdaya Saing dan Berkelanjutan. “Dengan kemandirian dalam hal pakan, maka margin atau keuntungan pembudidaya akan meningkat dan kesejahteraannya pun akan meningkat. Melalui GERPARI akan di dorong untuk dibentuk Kelompok Pakan Mandiri yang terpisah dari Kelompok Pembudidaya. Kelompok Pakan Mandiri tugasnya adalah memproduksi pakan untuk di gunakan atau dijual ke pembudidaya. Pemerintah akan mensertifikasi pakan yang di produksi oleh Kelompok Pakan Mandiri ini sehingga kualitasnya terjaga. Ini sejakan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, untuk menjadikan pembudidaya ini menjadi pengusaha UMKM bukan hanya buruh. Sehingga upaya ini harus di dukung dan didorong untuk diwujudkan,” jelas Slamet.

Ditambahkan pula bahwa melalui GERPARI maka minat pembudidaya untuk meningkatkan produksi ikannya menjadi lebih besar karena keuntungan yang dihasilkan akan meningkat. Ini sejalan dengan target produksi perikanan budidaya yang terus di tantang untuk meningkat setiap tahunnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mengatakan bahwa DPR cukup puas dengan keberhasilan pembudidaya patin di kawasan minapolitan perikanan budidaya yang berlokasi di Cindai Alus , Kab. Banjar ini.

“Produksi pakan mandiri terbukti mampu meningkatkan gairah pembudidaya untuk berbudidaya. Karena lebih menguntungkan dan terbukti menyerap tenaga kerja. Masyarakat sekitar lokasi budidaya juga lebih sejahtera. Lokasi ini dapat dijadikan contoh kawasan lain sehingga keberhasilan ini bisa di tularkan. DPR terus mendukung program pemerintah yang berpihak pada rakyat dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Titiek.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…