Garuda Kantungi Pinjaman Syariah Rp 5 Triliun

NERACA

Jakarta – Banyak cara yang dilakukan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) untuk mendanai aksi korporasinya, ditengah maraknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapatkan penyertaan modal negara (PMN). Salah satunya, maskapai penerbangan ini menandatangani komitmen awal rencana penerimaan fasilitas bridging financing syariah sebesar US$ 400 juta atau setara Rp5 triliun (Rp12.500/USD).
Direktur Keuangan GIAA, I Gusti  Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan, perseroan telah menandatangani kerja sama dengan National of Abu Dhabi (NBAD) dan Dubai Islamic Bank PSJC (DIB) pada 18 Februari 2015,”Ini komitmen awal dalam serangkaian dokumentasi terkait dengan rencana penerimaan fasilitas bridging financing berkonsep syariah maksimal sebesar USD400 juta," kata Adi dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (23/2).

Lebih lanjut dia memaparkan, jangka waktu pinjaman tersebut memiliki tenor selama 12 bulan. Fasilitas tersebut dimaksudkan untuk menjembatani rencana pendanaan perseroan di tahun 2015, sambil mempersiapkan rencana GIAA untuk melakukan penerbitan sukuk sebesar US$ 500 juta atau setara Rp6,25 triliun,”Dapat kami sampaikan bahwa transaksi tersebut merupakan transaksi yang dikecualikan dari transaksi material berdasarkan Peraturan Bapepam-LK,”ujarnya.

Komitmen bridging financing ini sekaligus membuktikan Garuda Indonesia tidak terpengaruh hasil pemeringkatan Fitch Ratings yang menurunkan rating nasional jangka panjang Garuda menjadi BBB+ dari A-. Fitch juga merevisi outlook Garuda dari stabil menjadi negatif.

Penerbitan sukuk global menjadi prioritas Garuda, karena pasarnya cukup menjanjikan. Sukuk global itu pun bakal menjadi aksi penerbitan terbesar perseroan, bahkan kemungkinan menjadi yang pertama di Indonesia. Garuda Indonesia bakal menggunakan hasil penerbitan surat utang tersebut untuk membayar (refinancing) utang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 350 juta. Perseroan juga akan refinancing utang yang akan jatuh tempo pada kuartal I-2016 sebesar US$ 135 juta.

Sebelumnya, Garuda Indonesia berniat menerbitkan obligasi valas (global bond) senilai US$ 500 juta pada kuartal I-2015. Namun, perseroan terpaksa menunda rencana tersebut, karena pasar yang belum kondusif.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo pernah mengatakan, perseroan berupaya memaksimalkan revenue generator untuk meningkatkan pendapatan di atas pertumbuhan kapasitas. Selain itu, perseroan akan melakukan efisiensi di berbagai struktur biaya sepanjang 2015, “Efisiensi ini bukan untuk menurunkan layanan sebagai maskapai bintang lima,” kata Arif.

Namun, Arif belum bersedia menjelaskan strategi tersebut secara lebih rinci, sebelum perseroan menggelar pertemuan dengan para analis. Arif mengatakan, strategi efisiensi bertujuan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. “Ada banyak biaya yang akan ditekan pada tahun ini dengan menerapkan strategi efisiensi dari beberapa biaya operasional perusahaan. Kami akan melakukan efisiensi sampai US$ 200 juta,”ujarnya. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…