Cegah Emiten Go Private - BEI Bakal Naikkan Biaya Delisting

NERACA

Jakarta –Rencana PT Unitex Tbk (UNTX) go private dari pasar modal mendapatkan perhatian serius dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat kondisi ini akan mempengaruhi target emiten di bursa. Oleh karena itu, pihak BEI telah mengubah aturan biaya delisting (keluar dari papan pencatatan saham) bagi emiten di pasar modal. Draft aturan ini telah dibuat dan besaran biaya delisting akan disesuaikan berdasarkan market cap atau kapitalisasi pasar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengungkapkan, aturan ini diubah agar para emiten tidak mudah keluar dari pasar modal. Selama ini, kata dia, biaya delisting diberikan secara sukarela sehingga memudahkan emiten (perusahaan tercatat) untuk keluar dari lantai bursa. Dengan revisi aturan ini, biaya delisting akan lebih besar,”Selama ini kan biaya delisting sukarela, tidak ditetapkan besarannya berapa, minimal Rp 100 juta, nanti tidak begitu lagi, kita pakai aturan baru, dihitung berdasarkan market cap, ya salah satunya biar nggak gampang 'cabut' dari bursa," jelas Hoesen di Jakarta, Senin (23/2).

Peraturan Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di bursa yang berlaku saat ini, biaya delisting ditentukan berdasarkan biaya pencatatan tahunan. Perusahaan tercatat membayar biaya delisting sebesar dua kali dari biaya pencatatan efek tahunan terakhir.
Penghapusan pencatatan (delisting) adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa sehingga efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di bursa. Awal tahun ini, sudah ada dua emiten mengajukan permohonan untuk keluar dari BEI yaitu PT Unitex Tbk (UNTX) dan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK)."Bank Ekonomi kan itu dia minta delisting. Belum tahu bayar delisting-nya berapa," ucap dia

Sebelumnya, pihak BEI melakukan penghentian sementara atau suspensi perdagangan saham PT Unitex Tbk lantaran perseroan berencana menjadi perusahaan tertutup (go private). UNTX merupakan anak usaha dari perusahaan Jepang, Unitika Limited. UNTX bergerak di bidang pembuatan benang, tenunan dan kain berbahan baku campuran polyster dan kapas. UNTX melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada 1982 di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan melepas 733.500 saham pada harga penawaran Rp1.475 per lembar.

Namun pada awal Juli 1997, saham perseroan di BEJ dibatalkan pencatatannya (delisted) lantaran seluruh sahamnya dicatatkan di Bursa Efek Surabaya. Kemudian, seiring dengan bergabungnya BEJ dan Bursa Efek Surabaya, perusahaan mencatatkan sahamnya sebanyak 8,07 juta saham di BEI ada 1 Desember 2007.
Selain itu, ada PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) berniat menjadi perusahaan tertutup dengan melakukan penghapusan saham di BEI) alias go private. Direktur Utama Bank Ekonomi, Anthony Colin Turner pernah mengatakan, perseroan telah meminta otoritas bursa untuk menghentikan aktivitas perdagangan sahamnya mulai Senin pekan lalu,”Perseroan telah meminta BEI untuk melakukan suspensi atas perdagangan saham dan perseroan juga telah mengirimkan surat kepada OJK guna meminta petunjuk sehubungan dengan rencana go private," katanya.

Saat ini saham-saham Bank Ekonomi dipegang oleh HSBC Asia Pacific Holding Ltd sebanyak 98,94% sedangkan 1% saham dipegang oleh publik, tepatnya PT Bank Cental Asia Tbk (BBCA). BCA membeli saham Bank ekonomi pada tahun 2008 senilai US$ 607,5 juta. Sementara sisa saham yang beredar di publik hanya sebanyak 0,06%. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…