Sekawan Intipratama Manfaatkan Powerplant

NERACA

Jakarta – Belum pulihnya harga batu bara di pasar dunia, memaksa perusahaan tambang untuk melalukan cara lain guna menjaga kinerja keuangan dari penurunan penjualan. Oleh karena itu, PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) akan melakukan antisipasi dalam menghadapi penurunan harga komoditas batu bara dengan melakukan pengolahan kembali atas produk tersebut.

Direktur Keuangan SIAP, Jeffrey Messakh mengungkapkan, pihaknya akan memanfaatkan powerplant milik perusahaan untuk mengolah kembali batu bara menjadi tenaga listrik,”Kita kaji kalau diolah menjadi listrik, harga listrik bagus tidak. Bisa dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dengan kita punya olahan powerplant, ini merupakan antisipasi harga penurunan batu bara," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, Jeffrey memaparkan perusahaan juga akan mengolah kembali batu bara melalui anak usahanya yaitu PT Indo Wana Bara Mining Coal menjadi ethanol. Nantinya, selain melalui powerplant, pakai batu bara untuk jual dengan olah kembali ke ethanol,”Ini bagus dan diperlukan ketika batu bara sedang menurun,”ungkapnya.

Untuk produk ethanol sendiri, Jeffrey menjelaskan, hasilnya bisa diditribusi kepada sektor ekspor dan lokal. Tetapi jika kapasitas masih bisa penuhi pasar lokal, maka akan dicoba terlebih dahulu,”Coba lokal dulu, listrik juga, kalau cadangan melebihi pasar lokal ya cari lain dengan ekspor. Kalau dampaknya belum hitung berapa persen karena harganya turun terus," pungkasnya.

Sebagai informasi, perseroan akan bangun pabrik ethanol melalui anak usahanya, yaitu PT Indo Wana Bara Mining Coal di Melak, Kutai Timur, Kalimantan Barat (Kalbar). Perusahaan merencanakan pembangunan pabrik ethanol tersebut selesai dibangun pada pertengahan tahun ini.

Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 2,7 triliun. Dana belanja modal akan dialokasikan untuk membangun pembangkit listrik berbahan ethanol tahap I dengan kapasitas 120.000 metric tonnes (MT) per tahun di Melak, Kutai Timur dari rencana pembangunan total 1,35 juta MT per tahun.

Disamping itu, perseroan juga berharap agar pihak BEI segera mencabut penghentian sementara (suspensi) perdagangan efek perusahaan. Presiden Direktur SIAP M. Suluhuddin Noor berharap, sanksi itu dicabut karena perseroan dalam proses pengajuan utang baru oleh anak usaha kepada PT Bank Mandiri,”Saya maunya dicabut suspensinya sekarang, bahkan saya tidak mau perdagangan kita ditutup," ujarnya.

Sekadar informasi, BEI menghentikan sementara perdagangan efek SIAP pada 6 Februari 2015 terkait dengan penjelasan perseroan mengenai perkembangan kinerja perusahaan setelah akuisisi RITS Ventures Limited dan penyajian laporan keuangan interim per 30 September tahun lalu. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…