Ancol Kaji Kerjasama Kembali Sea World

NERACA

Jakarta – Kasus sengketa bisnis antara PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) dengan PT Sea World Indonesia (dahulu bernama PT Laras Tropika Nusantara) berakhir dengan pemutusan perjanjian hubungan kerjasama pada 13 Februari 2015. Informasi tersebut disampaikan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Gatot Setyowaluyo mengatakan, pihaknya telah resmi menutup semua aktivitas Sea World untuk umum. Pasalnya, Sea World Indonesia tidak mau menyerahkan aset wahana kepada Ancol sebelum melakukan perpanjangan kontrak,”Pihak Sea World mengira kontrak kerja sama bisa diperpanjang secara otomatis. Padahal hukum yang ada di Indonesia tidak berlaku perpanjangan kontrak otomatis,”ujarnya.

Selain itu, dirinya juga menegaskan, pihaknya masih mengkaji kemungkinan kerjasama dengan PT Sea World lantaran mereka berminat untuk  memperpanjang kontrak kerjasama untuk pengelolaan wahana akuarium rakasa,”Mereka berminat untuk memperpanjang kembali, tapi tergantung memberikan proposal seperti apa," kata Gatot Setyowaluyo.

Menurut Gatot, semua proposal yang masuk ke perusahaan terkait pengelolaan wahana Sea World, akan dikaji terlebih dahulu oleh perseroan. Hal ini dimaksudkan agar kerja sama ke depannya bisa diraih dengan kinerja yang baik,”Saat ini belum ada lagi yang berencana untuk mengelola, tapi Sea World Indonesia memiliki keinginan, tapi kita lihat dulu seperti apa," tutup dia.

Imbas dari tidak diperpanjangnya kerjasama Ancol dengan Sea World, membuat saham PT Pembangunan Jaya Ancol pada perdagangan Rabu kemarin terkoreksi tipis. Dimana saham PJAA melemah Rp50 per saham menjadi Rp2.600 per lembar saham. Harga saham perseroan yang melemah sebesar 1,89% tersebut sebelumnya sempat dibuka ke level tertinggi di Rp2.700 per saham.

Volume transaksi saham perseroan tercatat sebesar 24.700 lembar saham senilai Rp0,06 juta dengan frekuensi sebanyak delapan. Sebelumnya Sea World ditutup paksa karena pemilik lahan PT Pembangunan Jaya Ancol meminta pihak pengelola PT Sea World Indonesia untuk menyerahkan aset dan fasilitas sesuai dengan putusan Majelis BANI. Pihak Sea World pun mengugat ke PN Jakut dan pada 30 September 2014. Pengadilan mengabulkan gugatan Sea World.

Asal tahu saja, PJAA terus agresif mengembangkan bisnis kawasan wisata baru di luar Jakarta. Salah satunya, perseroan berencana ekspansi ke Solo, namun masih terganjal perizinan. Selain itu, perseroan juga tengah menjajaki kerjasama dengan swasta untuk membangun kawasan wisata baru di Jimbaran, Bali. Luas lahannya mencapai 200 hektare (ha) yang bakal dipakai untuk rekreasi dan properti.

Sayang, perseroan enggan membocorkan siapa yang akan menjadi mitranya. Yang jelas, PJAA berniat menggandeng operator taman hiburan asal Amerika Serikat (AS), atau membeli hak paten mereka, baik Universal Studio, Disneyland, atau Warner Bros. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…