Sukses Tak Bisa Instan - Gde Sumarjaya Linggih, Politisi Partai Golkar

Perjalan hidup Gde Sumarjaya Linggih atau sering dipanggil Demer adalah kisah nyata perjuangan tanpa kenal lelah. Memulai bisnis limbah kertas sejak lulus SMA hingga menapaki karir anggota DPR tiga periode.

NERACA

Sedari kuliah kerja keras terus dilakukan Demer, mulai dari pemasok bahan baku makanan untuk hotel-hotel. Hingga ke masalah sampah. Ya, Demer juga memiliki usaha pengolahan sampah atau daur ulang yang kemudian hasilnya dijual ke pabrik kertas.

"Saat mulai kuliah saya merintis usaha memasok bahan baku makanan ke hotel-hotel di dan pengolahan daur ulang sampah kertas untuk dijual kembali ke pabrik kertas di Bandung," cetus Demer.

Lahir di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan Singaraja Bali, Demer mengaku, bakat kerja kerasnya ini berawal dari orang tuanya. Sang ayah seorang veteran yang juga Kepala Desa sedangkan ibunya seorang pedangan bersahaja.

"Dari orang tua, saya bisa mengerti yang namanya hidup itu harus berkerja keras," ujar dia. Merintis usaha di daerah yang jauh dari tempat tinggal membuat Demer tak ada pilihan lain selain bekerja keras guna mendapatkan rejeki untuk membiayai kuliah.

Semula Demer adalah anak kampung. Karena menyelesaikan pendidikan SD di desa Tajun, SMP di kota Singaraja. Saat SMA dia merantau ke Bandung hingga merampungkan kuliah di Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung yang ia selesaikan pada tahun 1991.

Sejak masa kuliah di UNINUS, bakat kerja keras Demer sudah memantul dengan merintis beberapa usaha, yaitu memasok bahan baku makanan ke hotel-hotel di Bandung, dan pengolahan daur ulang sampah
kertas untuk dijual kembali ke pabrik kertas di Bandung.

Pada tahun 1998  Demer mulai memperlihatkan ketertarikannya pada bidang politik dan sosial. Dan   pada tahun 1999 pasca reformasi dan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara di Bali, Demer dengan organisasinya JCI
memprakarsai JCI – ASPAC Conference dan pada saat itu menjadi Conference Director dengan mendatangkan 3.500 peserta dari 23 negara.


Pada akhir tahun 2002. Putra Bali ini juga aktif dan sangat agresif menyerukan perdamaian dan berupaya
dengan jalannya sendiri menggaungkan semangat damai di muka bumi ini. Seruannya ini ia nyalakan pasca tragedy Bom Bali 1 pada tahun 2004 yang menelan ratusan korban jiwa dan sekaligus menodai nilai-nilai kemanusiaan dan memperuncing permusuhan antar umat beragama, bangsa dan negara di dunia.

Dari sanalah sebuah icon perdamaian kemudian ia ciptakan untuk membangkitkan semangat perdamaian dan persaudaraan di seluruh dunia. Bersama Djuyoto Suntani, gagasan itu ditangkap dan dibuat dalam bentuk Gong Perdamaian; sebagai icon perdamaian negara-negara di dunia, dari berbagai agama, sekte, aliran, kepercayaan atau apapun bentuk kelompoknya di muka bumi ini, untuk bersama menjunjung tinggi perdamaian.

Gong Perdamaian kemudian diwujudkan menjadi nyata sebagai jembatan persahabatan, persaudaraan dan ikrar perdamaian dunia, dan sampai saat ini sudah dipasang di Cina, India, Hungaria, Laos, dan banyak Negara-negara lainnya.

Bertahun-tahun berjibaku di Bandung, 1997 Demer memutuskan untuk kembali ke Bali. Selain mengibarkan usaha bidang Pariwisata, dia juga aktif di PPM (Pemuda Panca Marga), JCI (Junior Chamber International), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), Lemkari, Kadin (Kamar Dagang dan Industri).

Pasca reformasi dan penurunan kunjungan wisatawan mancanegara di Bali tahun 1999, memacu intuisi bisnis Demen. Bersama JCI dia memprakarsai JCI – ASPAC Conference. Sebagao Conference Director Demer mampu mendatangkan 3.500 peserta dari 23 negara.

Tempaan kerja keras ini yang menuntunya menuju panggung politik menjadi anggota DPR. Tak tanggung-tanggung, kepercyaan konstituen serta kemampuannya membangun relasi dengan para politisi di Partai Golkar, membuat Demer bertahan menjadi anggota DPR tiga periode.

Tidak banyak politisi yang bisa bertahan menjadi anggota legislaif tiga periode. Demer salah satunya. Memulai debut sebagai anggota DPR periode 2004-2009, dia juga terpilih kembali pada periode 2009-2014 kembali. Pada pemilu legislatif 2014 yang disebut paling keras Demer kembali berhasil melengang ke Senayan.

Pada tahun 1997 Demer memutuskan untuk kembali ke Bali. Selain berbisnis dengan mengibarkan usaha di
bidang Pariwisata . Ia juga aktif di berbagai organisasi antara lain PPM (Pemuda Panca Marga), JCI (Junior
Chamber International), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), Lemkari, Kadin (Kamar Dagang dan Industri).

Demer adalah politisi yang cerdas, berani dan merakyat. Bagi Demer  “Modal sukses ada empat, yakni Modal Spiritual, Sosial, Intelektual dan Finansial”, kalimat yang hampir selalu diucapkan Demer dalam berbagai kesempatan.

Kecerdasan dan keberanian Demer, membuat Pengurus Pusat Partai Golkar memberikan tanggung jawab besar kepadanya, yakni sebagai Kordinator Pemenangan Pemilu untuk wilayah Bali, NTB dan NTT. Demer kembali membuktikan kemampuannya, Ketua Koalisi Mandara pada Pilkada Bali yang diperankannya sukses menghantarkan Paket PastiKerta memenangkan pertarungan yang kemudian disusul dengan kemenangan-kemenangan lain pada pilkada di beberapa kabupaten di NTB maupun NTT.

Seiring waktu berjalan, banyaknya pengalaman yang telah dilewati Bapak dua putra dan putri ini kemudian merasakan ada sesuatu panggilan lain, dari jiwanya. Dan ketika Demer membaca sebuah artikel, “Bhutan Negara Paling Bahagia”, dia akhirnya memahami apa yang menjadi kegundahannya belakangan ini, bahwa ternyata kesejahteraan yang selama ini selalu dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah Negara, tidak sepenuhnya seperti itu. Adalah Kebahagiaan, satu kata yang memberikan Demer pandangan baru.

“Bali memang sangat unik dan beda  dari daerah lain, dan semua orang mungkin sangat setuju jika saya mengatakan Bali memiliki daya tarik yang kuat secara spiritual. Bali selain menyimpan romansa dalam Harmoni, terdiferensi dengan adanya balutan kepercayaan keseimbangan evolusi-tradisi dan melalui pendekatan filosofi yang menyiratkan tendensi hakiki, begitulah paradigma Bali tergeneralisasi. Sesuatu yang mungkin ingin dicari oleh kebanyakan orang selama ini, ada di dalam hati, Kebahagiaan”. 


 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…