NERACA
Jakarta –PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) menunda penerbitan obligasi tukar (exhageable bonds) senilai US$ 70 juta. Penundaan dipicu berlanjutnya pelemahan harga jual batu bara di pasar global dalam beberapa bulan terakhir.
Manajemen perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi ini sebelumnya merencanakan dana hasil emisi obligasi ini untuk mengakuisisi perusahaan batu bara di Kalimantan. Hanya saja, akuisisi itu urung dilaksanakan akibat terpuruknya harga jual harga komoditas tersebut,”Kami sudah mendapatkan izin penerbitan obligasi tukar dari pemegang saham dan regulator. Namun pelaksanaannya ditunda akibat kondisi pasar batu bara yang kurang kondusif,” ucap Sekretaris Perusahaan Inovisi Infracom Dria Soetomo di Jakarta, kemarin.
Penerbitan obligasi ini rencananya diterbitkan oleh anak usaha Code Wireless Pte. Ltd yang bergerak di bidang bisnis TMT. Code Wreless menyediakan layanan jasa aplikasi mobile, termasuk desain, penyediaan serta manajemen konten aplikasi nirkabel dan platfor multimedia. Emisi itu awalnya direalisasikan tahun lalu, namun hingga kini belum ada kejelasan target waktu pelaksanaannya.
Dria sebelumnya mengatakan, perusahaan batu bara yang akan diakuisisi tersebut telah berproduksi dengan kapasitas tiga juta ton per tahun. Perusahaan itu juga memiliki dua anak usaha dengan luas wilaya operasi 3.951 hektare (ha) dan potensi cadngan batu bara sekitar 113 juta metrik ton.
Saat ini, perseroan sedang memfokuskan pengembangan aplikasi ponsel pintar dan komputer tablet, yaitu One Krypto. Total dana Rp 100 miliar disiapkan untuk bisnis tersebut. Aplikasi tersebut nantinya dipasarkan di Indonesia, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Jepang dan Tiongkok.
Dria mengatakan, investasi untuk pemasaran aplikasi One Krypto akan dibagi rata dengan perusahaan pengembang aplikasi tersebut, yatu MTouche Technology Bhd. “Inovisi sudah menandatangani perjanjian eksklusif bagi hasil dengan MTouche Technology,” jelasnya.
Melalui perjanjian tersebut, Inovisi mendapatkan hak pemasaran dan bagi hasil keuntungan dari iuran pelanggan, pendapatan pembelian aplikasi One Krypto, dan produk label putih. Produk label putih merupakan produk teknologi yang sama dengan One Krypto, tetapi dikemas secara berbeda.
Direktur Utama Inovisi Jerry Djajasaputra menambahkan, One Krypto merupakan aplikasi pertama di Asia Tenggara untuk ponsel pintar dan komputer tablet. Aplikasi tersebut dirancang dengan standar enkripsi canggih untuk mengatasi persoalan keamanan.“Kami berharap permintaan platform ini akan tumbuh pesat di masa mendatang. Kami berniat menjalin kerja sama dengan MTouche untuk menjangkau pemerintah, korporasi, dan konsumen wilayah Asia,” papar Jerry.
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk. Suspensi dilakukan sehubungan dengan penelahaan bursa atas laporan keuangan Inovisi Infracom. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 2 BEI, Umi Kulsum mengatakan, suspensi dilakukan untuk menghindari perdagangan yang tidak wajar atas efek perseroan,”Hindari perdagangan tidak wajar, BEI memutuskan untuk melakukan suspensi perdagangan efek perusahaan (INVS dan waran INVS),”ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa suspensi tersebut dilakukan di seluruh pasar mulai sesi I perdagangan efek akhir pekan kemarin hingga pengumuman lebih lanjut. Sementara itu, BEI meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan informasi termasuk laporan keuangan yang disampaikan INVS. (id/bani)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…