RI-Sudan Sepakat Tingkatkan Volume Perdagangan

NERACA

Jakarta - Indonesia dan Sudan sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral, kata Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir usai melakukan pertemuan konsultasi bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Sudan Obiedalla Mohamed Obiedalla Hamdan. "Khusus bidang ekonomi, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan dengan melibatkan pelaku usaha untuk turut ambil andil dalam mencari peluang dan mengidentifikasi komoditas ekspor dan impor yang diperlukan oleh kedua negara," kata Wamenlu Fachir seperti dikutip Antara, Senin (16/2).

Pertemuan konsultasi bilateral itu dilakukan di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI. Fachir menyebutkan bahwa volume perdagangan antara Indonesia dan Sudan mencapai 87 miliar dolar AS pada 2013. "Kami tadi juga mendiskusikan tentang cara-cara terbaik untuk meningkatkan kerja sama di bidang komersial," ujar dia.

Menurut dia, kedua pihak juga menyambut baik dan mengapresiasi suksesnya kerja sama panen perdana proyek penanaman padi Indonesia di negara bagian Gedarif, Sudan pada 2 November 2014. "Selain itu, sebagai bentuk dukungan kepada Sudan, Indonesia telah memberikan bantuan kerja sama teknik kepada Sudan sejak 2006 hingga 2014, yaitu sebanyak 29 program dengan jumlah peserta sebanyak 114 orang," ungkap dia.

Pada kesempatan tersebut, kedua pihak juga menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Konsultasi Bilateral. Selain itu, turut ditandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama bidang Perikanan dan "Joint Communique" mengenai pemberantasan tindak penangkapan ikan secara ilegal, tidak terdaftar, dan tidak sesuai peraturan (Illegal, Unregulated, Unreported Fishing). Nota Kesepahaman bidang Perikanan itu ditandatangani oleh Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Sjarief Widjaja dan Wamenlu Sudan.

Terkait hal itu, Wamenlu Obiedalla mengatakan pihaknya akan berusaha sebaik mungkin untuk memastikan nota kesepahaman itu dijalankan dengan baik. "Ini merupakan kesempatan bagus bagi kami untuk berada di Indonesia. Kami berharap agar hubungan antara Indonesia dan Sudan dapat terus berlangsung baik. Kami akan siap untuk menjalankan MoU (nota kesepahaman) ini di masa depan," ujar Wamenlu Sudan itu.

Sebelumnya, Duta Besar (Dubes) Sudan untuk Indonesia Abd Alrahim Alsiddig Mohamed Omer mengatakan bahwa Sudan berambisi menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar di Asia. Ia mengatakan, salah satu contohnya adalah ekspor minyak Sudan ke Indonesia dalam beberapa puluh tahun terakhir terus meningkat.

Begitupun dengan aktivitas impor yang Sudan lakukan ke Indonesia. Ia mengatakan saat ini Sudan telah rutin membeli beberapa produk Indonesia seperti furnitur, baterai mobil, semen, dan kertas dari Indonesia. Nilai perdagangan antara Sudan dan Indonesia meningkat dari sebelumnya USD270 juta (sekitar Rp3,3 triliun) menjadi USD747,8 juta (sekitar Rp9,3 triliun) tahun lalu. Menurut Alrahim, potensi perdagangan Sudan dan Indonesia bisa lebih besar dari itu sebab sumber daya alam (SDA) kedua negara melimpah. Karena itu, hubungan perdagangan Sudan-Indonesia perlu dimaksimalkan.

“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang paling tinggi di Asia,” ujar Alrahim. Saat ini dua mitra terbesar Sudan di Asia yaitu China dan Malaysia. Perekonomian Sudan baru pulih setelah pada 2011, Sudan Selatan ingin memisahkan diri dari Sudan. “Proses pemulihannya berjalan baik. Sekarang ekonomi kami sudah mulai stabil. Produksi minyak juga kembali meningkat,” sebut Alrahim.

Pihaknya terus berjuang memperbaiki sektor ekonomi. Minyak menjadi salah satu komoditas ekspor utama Sudan. Namun, menurut Alrahim, Sudan juga menghasilkan banyak emas. “Kami mengekspor emas sebanyak 50 ton per tahun,” ungkapnya.

Perjuangan Sudan berjalan mulus karena didukung keamanan negara yang stabil. Menurut Alrahim, Sudan termasuk negara yang paling aman di Afrika setelah sengketa Sudan Selatan dapat diselesaikan secara damai. Itu diakui Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Sekarang tidak ada lagi perang di Sudan,” kata Alrahim. Dengan stabilnya keamanan di Sudan, kata dia membuka peluang untuk kembali menarik turis asing.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…