Sekitar 35 hektare lahan padi milik petani di Blok Cikiara, Kampung Cicariang Hilir, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Cianjur mengalami gagal panen. Akibatnya, petani lebih memilih untuk membabat tanaman yang telah kering dan membakarnya.
Gagal panen yang dialami petani merupakan dampak dari musim kemarau yang sudah berlangsung selama tiga bulan. Air di irigasi mengalami penurunan debit sehingga tidak dapat mengairi sawah milik petani, dampaknya lahan sawah menjadi kering dan tanaman padi pun tidak dapat tumbuh. Padahal tanaman padi saat ini sudah memasuki usia 45 hari,
bahkan ada yang mencapai usia 60 hari.
Pengurus Gapoktan Bunisari yang juga pemilik lahan Jajang Abdullah (40) mengaku, kondisi ini baru kembali dirasakan petani. Meski setiap tahun mengalami kemarau, namun petani tidak sampai mengalami puso (gagal panen), karena masih bisa mengandalkan air dari air hujan.
"Kita sebenarnya ini spkeluan. Kita berharap, kondisi cuaca sama dengan tahun sebelumnya, tapi ternyata tidak. Malah, kami mengalami
gagal panen," ujarnya.
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…