Laba Indomobil Finance Tumbuh 16,05%

PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) membukukan laba bersih 16,05% menjadi Rp105,36 miliar sepanjang 2014, dibanding perolehan laba sebesar Rp90,78 miliar di 2013. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangannya  di Jakarta, Kamis (12/2).

Dijelaskan, laba perseroan yang meningkat dipengaruhi pendapatan yang juga tumbuh di tahun lalu. Selain itu, perseroan juga membukukan pendapatan tumbuh 22,36% menjadi Rp1,15 triliun, dibanding pendapatan 2013 sebesar Rp941,67 miliar.

Hampir semua lini pendapatan mengalami peningkatan. Kontribusi terbesar dari pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan serta dari pendapatan dari piutang yang telah dihapuskan. Kemudian dari pendapatan lain-lain dan laba penjualan aset tetap.

Sementara itu, beban perseroan meningkat menjadi Rp1,01 triliun, dibanding perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp821,24 miliar. Posisi kas dan setara kas di posisi akhir tahun lalu mencapai Rp84,27 miliar. Total aset perseroan naik 14,13% menjadi Rp7,75 triliun di 2014, dibanding raihan total aset sebesar Rp6,79 triliun di akhir 2013.

Sekadar informasi, PT Indomobil Finance Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat dengan bentuk pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang yang didirikan pada 1993.

Pada 2003, setelah pengambilalihan saham Marubeni Corporation oleh Indomobil Grup maka Perseroan mengubah namanya menjadi PT Indomobil Finance Indonesia. Melalui strategi bisnis yang terus diselaraskan dengan tuntutan perkembangan iklim usaha, Perseroan tetap menjaga komitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan yang handal dan terpercaya di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno pernah bilang, pertumbuhan bisnis perusahaan pembiayaan atau multifinance pada tahun 2015 diperkirakan akan dikisaran angka 10%,”Bicara pertumbuhan dengan adanya perluasan lini usaha multifinance bisa 10%. Double digit. Kalau sekarang kan single digit,”ujarnya.

Suwandi menjelaskan, prediksi pertumbuhan multifinance yang sebesar 10% tersebut sudah memasukkan skenario adanya kenaikan harga BBM bersubsidi dan naiknya suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni The Fed. Kendati demikian, Suwandi tidak menampik bahwa tahun 2015 menjadi tahun yang cukup berat bagi pertumbuhan bisnis multifinance. Apalagi, sejumlah tantangan tengah menghadang di depan mata. Namun, diharapkan bisa ditekan sedemikian rupa dengan adanya perluasan lini usaha. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Hyundai Capital Akuisisi Paramitra Multifinance

Hyundai Capital Inc resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) perusahaan pembiayaan PT Paramitra Multifinance setelah membeli 300 juta lembar saham…

Telkomsel Catat Trafik Internet Naik 12,87%

Sepanjang Ramadan dan Indulfitri 1445 H kemarin, Telkomsel mencatatkan peningkatan trafik internet mencapai 12.87% dibandingkan hari biasa 2024 atau 15.08%…

META Perpanjang Masa Tender Offer

Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melakukan tender offer untuk memuluskan rencana go private kembali molor. Hal ini seiring…

BERITA LAINNYA DI

Hyundai Capital Akuisisi Paramitra Multifinance

Hyundai Capital Inc resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) perusahaan pembiayaan PT Paramitra Multifinance setelah membeli 300 juta lembar saham…

Telkomsel Catat Trafik Internet Naik 12,87%

Sepanjang Ramadan dan Indulfitri 1445 H kemarin, Telkomsel mencatatkan peningkatan trafik internet mencapai 12.87% dibandingkan hari biasa 2024 atau 15.08%…

META Perpanjang Masa Tender Offer

Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melakukan tender offer untuk memuluskan rencana go private kembali molor. Hal ini seiring…