Total Emisi Obligasi di Bursa Capai Rp 4,77 Triliun

NERACA

Jakarta  - Total emisi obligasi maupun sukuk yang diterbitkan hingga Rabu (11/2) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp4,77 triliun. Nilai itu disumbang empat emisi yang diterbitkan empat emiten. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, total nilai penerbitan obligasi tersebut berasal dari dicatatkannya Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP tahap II/2015, yang diterbitkan PT OCBC NISP Tbk (NISP). Nilai emisi obligasi tersebut mencapai Rp3 triliun, yang terdiri atas tiga seri. Seri A senilai Rp1,09 triliun dengan tenor 370 hari, seri B sebesar Rp670 miliar dengan tenor 2 tahun dan seri C mencapai Rp1,235 triliun bertenor 3 tahun.

Sebelumnya, juga telah dicatatkan Obligasi Subordinasi Bank Capital I Tahun 2014, yang diterbitkan PT Bank Capital Indonesia Tbk. Nilai emisi obligasi dengan tingkat bunga tetap tersebut sebesar Rp200 miliar. Obligasi ini memiliki jangka waktu selama tujuh tahun.

Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi maupun sukuk yang tercatat di BEI hingga saat ini sebanyak 261 emisi dari 104 emiten, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp226,08 triliun dan US$ 100 juta.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat mencapai 92 seri sebesar Rp1.254 triliun serta enam Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,96 triliun. Sementara sepanjang tahun lalu, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai Rp46,84 triliun, yang disumbang dari 49 emisi dari 36 emiten.

Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada pernah bilang, laju pasar obligasi pada pekan ini diproyeksi masih akan mengalami konsolidasi karena sentimen di pasar yang kurang mendukung,”Laju pasar obligasi di pekan ini masih akan cenderung mengalami konsolidasi dengan memfaktorkan sentiment-sentimen yang ada,”ungkapnya.

Dia menuturkan, imbas dari kurang baiknya rilis Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun lalu dan aksi tunggu (wait and see) pelaku pasar pasca melihat belum adanya hasil positif dari kunjungan Perdana Menteri Yunani ke sejumlah negara-negara kreditur dapat mempengaruhi laju euro, sehingga akan berimbas pada laju rupiah,”Dengan demikian, jikapun ada pembalikan arah melemah maka kami harapkan tidak akan terlalu dalam pelemahannya," ujarnya.

Dia memperkirakan, laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang sekitar 10 hingga 25 basis points (bps). Untuk itu, dia menyarankan, pelaku pasar tetap mencermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada. Sementara pemerintah Indonesia kembali melakukan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (10/2). Seri-seri SBSN yang akan dilelang adalah SBSN berbasis proyek (project based sukuk), yaitu seri PBS006 (reopening), PBS007 (reopening) dan PBS008 (reopening). Selain itu, juga akan dilelang Sukuk Negara dengan seri SPN-S 11082015 (new issuance) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015. (bani)



BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…