Quantum Leap Garuda Memoles Kinerja

NERACA

Jakarta –Tahun 2015 menjadi tahun tantangan bagi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk menunjukkan performance kinerja keuangan lebih baik, disamping tuntutan dari pemegang saham untuk mampu menekan efisiensi biaya operasional tanpa harus mempengaruhi layanan dan keselamatan terhadap penumpang.

Tahun ini, banyak aksi korporasi yang dilakukan perseroan dan diantaranya kebijakan lindung nilai atau hedging dengan menggandeng tiga bank langsung. Disebutkan aksi korporasi hedging melalui transaksi cross currency swap senilai Rp 1 triliun dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan Standard Chartered Bank,”Sebagai maskapai yang hampir 70% dari biaya operasionalnya seperti biaya sewa pesawat, bahan bakar, maintenance, dan berbagai pembiayaan lain dikeluarkan dalam bentuk dolar. Maka Garuda perlu melakukan upaya dengan mengacu pada prinsip kehati-hatian demi menjadi kestabilan kegiatan operasional," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo.

Disebutkan, kerjasama tersebut akan berlangsung dalam jangka waktu 3,5 tahun dan berakhir pada 5 Juli 2018. Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2014, Garuda Indonesia diketahui mengalami rugi selisih kurs sebesar US$ 6,62 juta atau sekitar Rp 84,21 miliar dibandingkan dengan untung kurs yang diperolehnya pada kuartal III 2013 sebesar US$ 37,63 juta setara Rp 478,13 miliar.

Disamping itu, perseroan juga tengah menghemat biaya operasional yang ditargetkan mencapai lima hingga 10% atau sekitar US$ 200 juta sebagai strategi efisiensi untuk menutupi utang sebanyak Rp2 triliun pada kuartal III 2014,”Kami semakin 'secure' untuk menghadapi persaingan-persaingan ke depan, kami akan menurunkan biaya operasi lima hingga 10% sebagai strategi efisiensi menurunkan biaya operasi," ujar Arif Wibowo.

Pengetatan biaya operasional tersebut tidak akan menurunkan pelayanan Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima. Selan itu, perseroan juga akan mendatangkan 15 pesawat pada 2015, di antaranya tiga pesawat Boeing 777-300, dua Airbus A330-200 dan sisanya pesawat ATR.

Sementara itu, pesawat yang dimiliki Garuda saat ini, di antaranya 11 Airbus 330-200, 11 Airbus 320-200, satu Boeing 737-300, dua Boeing 747-400, empat Boeing 737-500, 75 Boeing 737-800 NG, enam Boeing 777-300, 15 Bombardier CRJ 1000 dan delapan ATR 72-600.

Maka dengan adanya penambahan pesawat, lanjut Arif, frekuensi penerbangan juga akan ditambah dari 600 frekuensi penerbangan menjadi 650 frekuensi penerbangan,”Kita juga akan memperkuat akses di daerah-daerah untuk rute-rute pengumpan dengan pakai propeler dan Garuda Explor,”ujarnya.

Arif menyebutkan, tahun ini akan mengoperasikan 17 rute dari 44 rute dengan pesawat ATR. Untuk rute-rute luar negeri, lanjut dia, pihaknya menyasar Tiongkok karena pertumbuhan penumpang cukup tinggi dengan memindahkan frekuensi dari Jepang ke Tiongkok serta membuka rute Bali-Beijing.

Namun, dia menampik bahwa pihaknya mengambil rute maskapai lain karena menurut dia sudah sesuai dengan peraturan,”Kita pakai aturan main, enggak ada istilah mencaplok. Kita menghubungkan daerah juga untuk mempercepat pertumbuhan," katanya. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…