Saatnya Pangkas BI Rate - BI Harus Manfaatkan Rekor IHSG

NERACA

Semarang - PT Danareksa Sekuritas Semarang menilai Bank Indonesia harus memanfaatkan momen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang beberapa hari terakhir ini mencapai level tinggi,”Salah satu yang bisa dilakukan BI adalah menurunkan BI rate yang hingga saat ini masih mencapai 7,75%,”kata Branch Manajer PT Danareksa Sekuritas Semarang, Melcy Rulandy S Makarawung di Semarang, Senin (9/2).

Dengan penurunan BI rate, maka IHSG yang pada Jumat lalu menunjukkan penguatan dari pembukaan 5.279 dan ditutup di level 5.297 berpotensi bisa meningkat secara signifikan,”Kalau BI mau menurunkan BI rate sekitar 0,25 basis poin, saja maka akan berdampak baik bagi percepatan ekonomi di Indonesia,”ujarnya.
Pihaknya mengakui, upaya BI mempertahankan BI rate karena mengantisipasi kemungkinan berpindahnya investor ke luar negeri. Oleh karena itu, suku bunga acuan yang diputuskan oleh Pemerintah diharapkan bisa memengaruhi investor untuk menanam modal di Indonesia,”Tetapi bisa saja dengan suku bunga tinggi ini akhirnya berdampak pada emiten yang mengalami penurunan penjualan karena harus menerapkan bunga yang lebih tinggi dari yang sudah diputuskan oleh Pemerintah," katanya.
Dengan penurunan omzet emiten maka berdampak buruk bagi pasar modal di Indonesia. Harapan awal untuk mempertahankan investor agar tetap menanamkan modal mereka di Indonesia berpotensi meleset akibat kinerja emiten yang lesu. Padahal, pasar modal di Indonesia sendiri masih memiliki ketergantungan besar terhadap investor asing. Hingga saat ini, dari keseluruhan investor yang bertransaksi di pasar modal, 60 % merupakan investor asing.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus membaca kondisi ini. Seharusnya sekarang merupakan momen yang tepat bagi BI untuk menurunkan BI rate dan jangan terlalu banyak, cukup dilakukan secara bertahap, apalagi saat ini kan inflasi juga sudah rendah.

Sementara itu, menurutnya sejumlah sektor di pasar modal yang mengalami peningkatan permintaan dari masyarakat di antaranya perbankan, ritel, dan konstruksi,”Kalau kondisi inflasi bisa tetap stabil seperti sekarang ini dan BI rate bisa turun maka target pertumbuhan moderat IHSG pada akhir tahun yang mencapai 6.000 pasti bisa tercapai," katanya.

Asal tahu saja, mengakhiri perdagangan akhir pekan, IHSG mencatatkan rekor baru dengan ditutup menguat 62,62 poin (1,19%) ke level 5.342,515. Sementara Indeks LQ45 melaju 12,947 poin (1,42%) ke level 923,886. Rekor terakhir IHSG berada di level 5.323,885 setelah naik 70,702 poin (1,35%) pada Jumat 23 Januari 2015.

Direktur Investasi PT Valbury Capital Management, Andreas Yasakasih menuturkan, penguatan indeks BEI dipicu sentiment positif dalam negeri terkait meningkatnya data cadangan devisa Indonesia,”Data itu menunjukan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat,”ujarnya. (ant/bani)

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…