Rencanakan Rights Issue - Jasa Marga Incar Dana Segar Rp 7 Triliun

NERACA

Jakarta -  Mengingat besarnya investasi yang di keluarkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) untuk mengembangkan 9 ruas jalan tol dan termasuk beberapa ruas tol baru yang akan dibidik, memaksa perseroan mencari pendanaan di luar pinjmana perbankan. Rencananya, tahun depan, perseroan bakal menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.


Direktur Utama JSMR Adityawarman mengungkapkan, aksi korporasi ini merupakan upaya perseroan untuk memperoleh suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Perseroan ingin menghimpun dana segar yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk modal kerja,”Kami berencana menggelar aksi korporasi penerbitan rights issue dengan target perolehan dana sebesar Rp7 triliun,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Adit menyatakan, pada tahun ini tidak ikut menerima PMN karena belum memenuhi kesiapan lahan secara keseluruhan. Pasalnya, perseroan dalam mengarapkan PMN tidak hanya mengincar uangnya saja, tetapi juga kesiapan lahan konstruksinya,”Percuma ada uangnya tapi belum bisa digunakan, bisa jadi apa itu?" tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini masih menjadi pemegang saham mayoritas perseroan dengan porsi 70%, maka dana yang harus digelontorkan pemerintah melalui PMN sebesar Rp4,9 triliun. Kemudian soal rencana menerbitkan obligasi, perseroan belum ingin melakukannya karena suku bunga sedang tinggi.

Asal tahu saja, perseroan mengalokasikan dana sedikitnya Rp1,5 triliun untuk persiapan akuisisi proyek Jalan Tol Solo-Kertosono sepanjang 176,7 kilometer."Kami siapkan sedikitnya Rp1,5 triliun untuk masuk sebesar 55-60% saham di proyek itu karena total proyek diperkirakan Rp9 triliun,”kata Adityawarman.

Dijelaskannya, dari investasi total proyek sebesar itu, biasanya konsorsium harus menyiapkan anggaran ekuiti sekitar 30%, sedangkan sisanya, 70% adalah pinjaman sindikasi perbankan nasional. Jadi, sekitar 30% dari Rp9 triliun adalah sekitar Rp3 triliun,”Jika kami ingin masuk 55-60%, maka sedikitnya harus disiapkan sekitar Rp1,5 triliun," ungkapnya.

Menurut Adit, modal sebesar itu tidak sekaligus, tetapi bertahap dalam beberapa tahun. Dirinya mengakui, pihaknya sudah bertemu dengan PT Thiess Contractors Indonesia (TCI) selaku BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) dan pemegang konsesi ruas itu dan sedang membuat surat pernyataan minat.

Sebelumnya, dia menegaskan dan mengharapkan proses akuisisi dalam waktu cepat, sehingga penyelesaian proyek tol tersebut sesuai keinginan pemerintah yakni sekitar 2017 atau 2018,”Lahannya sudah 80% dibebaskan, tetapi proses konstruksi belum sesuai harapan. Karena itu, kami akan masuk," katanya.

Jalan tol Solo-Kertosono terbagi dalam dua ruas yakni Solo-Ngawi sepanjang 90,1 km yang dioperasikan PT.Solo Ngawi Jaya (SNJ) dan Ngawi Kertosono sepanjang 86,6 km yang konsesinya dipegang PT Ngawi Kertosono Jaya. Kedua BUJT ini adalah milik PT TCI. Dari dua ruas tol tersebut, pemerintah mendapatkan porsi untuk membangun 40 km, dengan perincian 15 km di Solo-Ngawi dan 25 km di Ngawi-Kertosono dan sisanya menjadi tanggung jawab BUJT. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…