Pasar Manfaatkan Wacana Merger - Saham Mandiri dan BNI Melonjak Tajam

NERACA

Jakarta – Kembali menguaknya wacana merger Bank Mandiri dengan Bank Negara Indonesia di publik, disikapi positif para pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap saham-saham bank plat merah tersebut. Alhasil, pada perdagangan Rabu kemarin, kedua perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar ini perlahan langsung menguat.

Tercatat saham BBNI menguat Rp300 atau setara 4,67% ke posisi Rp6.725 per lembar saham. Saham perseroan sempat mencapai titik tertingginya di level Rp6.825 per saham. Saham BNI Rabu pagi, dibuka di posisi Rp6.500 per saham dibandingkan penutupan sebelumnya Rp6.425. Volume transaksi perdagangan BNI tercetak sebanyak 21,9 juta lembar saham senilai Rp146,5 miliar.

Sementara saham Bank Mandiri (BMRI) menguat tipis Rp25 per lembar saham atau setara 0,22% ke posisi Rp11.375 per lembar saham. Saham perseroan sempat menyentuh level tertingginya di posisi Rp11.450 per saham. Saham BMRI dibuka menguat ke level Rp11.400 per saham dibandingkan sebelumnya sebesar Rp11.350 per saham. Sementara itu volume transaksi perdagangan saham perseroan tercatat sebanyak 14,5 juta lembar saham senilai Rp165,8 miliar.

Sebagai informasi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) direncanakan akan dilebur untuk mendongkrak perekonomian Indonesia di masa mendatang. Merger ini demi mengejar Bank DBS asal Singapura.

Kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, pihaknya telah memulai pembicaraan awal dan akan ada konsolidasi strategi terkait rencana merger tersebut,”Ya sudah mulai awal pembicaraan tapi mungkin sebelum masuk ke situ, ada beberapa semacam konsolidasi strategi," ujarnya.

Pihaknya mengaku telah mendiskusikan tahap awal rencana merger ini, agar dapat berjalan efektif. Menurutnya, banyak pihak yang menentang rencana merger tersebut,”Banyaklah yang menentang. Tapi kan kita untuk bangsa dan negara," tandas Muliaman.

Sebelumnya, Asosiasi Bankir di bidang manajemen risiko (Bankers Association for Risk Management/BARa Indonesia) mendukung merger Bank Mandiri dan BNI karena akan berdampak positif bagi pemerintah dan kedua bank plat merah tersebut.

Direktur Eksekutif BARa Pardi Sudrajat pernah bilang, selain bertujuan menciptakan bank yang besar dan kuat, rencana tersebut juga untuk mencegah kedua bank itu saling bersaing yang bisa merusak satu sama lain,”Jika tidak disatukan, kedua bank akan bersaing di bidang yang sama, memperebutkan dana dan kredit, padahal dipunyai pemerintah," ujar Pardi.

Menurut Pardi, baik Mandiri dan BNI bergerak di bidang yang sama dan memperebutkan pangsa pasar yang sama pula. Oleh karena itu, penggabungan kedua bank itu dinilai akan berdampak baik,”Bila persaingan itu dilanjutkan dengan sesama bank pemerintah, pasar akan mengalami kerusakan," kata Pardi.
Dia menambahkan, meski Dirut BNI Gatot M Suwondo menolak merger, tetap yang memutuskan adalah yang memiliki bank yakni Pemerintah Negara Republik Indonesia. Lanjutnya, merger tersebut dapat menjadi baik bila dijalankan dengan kajian strategis. Bank akan menjadi besar dan kuat karena mempunyai modal yang banyak untuk bersaing di pasar global. Pardi menilai, penolakan yang dilakukan Dirut BNI ditengarai kekhawatiran merger akan memakan korban,”Jadi kalau ada cabang yang sama di daerah, pasti salah satu akan dinon-aktifkan," kata Pardi.

Meski begitu, lanjut Pardi, sisi negatif itu tidak akan berdampak sistematis jika merger ini terjadi secara sinergis. Pardi mengkalkulasikan, merger kedua bank tersebut bisa menjadi peluang bagi bank BUMN mengambil pasar ASEAN. (bani)

 

 

 




BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…