Kantungi Izin Dewan Komisaris - Semen Baturaja Bangun Pabrik Rp 3,32 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) telah memperoleh persetujuan dewan komisaris untuk membangun pabrik Baturaja II, dengan investasi Rp3,32 triliun. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk, Zulfikri Subli mengatakan, persetujuan oleh dewan komisaris perseroan telah diperoleh pada 2 Februari 2015.

Menurutnya, sesuai dalam prospektus, pabrik Baturaja II memiliki kapasitas sebanyak 1,85 juta ton semen/tahun,”Melalui surat persetujuan dewan komisaris tersebut, ditetapkan juga Tianjin Cement Industry Design & Research Institute Co Ltd. (Sinoma Group) sebagai pemenang lelang proyek pembangunan pabrik Baturaja II,”ujarnya.

Proyek ini, menurut dia, dilaksanakan secara multiyears selama dua tahun mulai tahun 2015 sampai dengan kuartal I tahun 2017. Disebutkan, total biaya proyek pembangunan pabrik Baturaja II sebesar Rp3,32 triliun. Lebih lanjut Zulfikri menambahkan, pendanaan proyek Pabrik Baturaja II berasal dari hasil penawaran umum perdana (IPO) dan dana sendiri sebesar Rp2,57 triliun.

Rencana pinjaman perbankan dan atau penerbitan obligasi juga akan dilakukan perseroan dengan maksimal sebesar Rp750 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan penjualan semen sebanyak 1,7 juta ton. Ini artinya akan ada kenaikan sekitar 29,77%. Perseroan optimistis angka penjualan bisa tercapai menyusul bakal ramainya proyek-proyek infrasturktur.

Kemudian di penghujung tahun 2014 lalu, perseroan memproyeksikan membukukan laba bersih sebesar Rp 330 miliar. Angka ini meningkat sekitar 6% secara year-on-year (yoy) yaitu dari Rp 312 miliar. Pamudji Rahardjo, Direktur Utama SMBR pernah bilang, laba target laba bersih itu diperoleh dengan asumsi target penjualan bisa tercapai.

Manajemen SMBR memproyeksikan penjualan perseroan bisa naik sebesar 8% menjadi Rp 1,25 triliun tahun ini. Peningkatan tersebut buntut dari volume penjualan semen yang ditargetkan menyentuh angka 1,31 juta ton,”Harga jual rata-rata sekitar Rp 957.425 per ton," ujarnya.

Disebutkan, harga jual itu meningkat sekitar 3% dari harga jual rata-rata tahun lalu. Kenaikan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan adanya kenaikan beban yang harus ditanggung perseroan. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…