Disuport Data BPS, IHSG Terus Menguat

NERACA

Jakarta – Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terjadi diawal perdagangan, terus berlanjut hingga penutupan perdagangan Selasa sore. Perburuan aksi beli investor lokal, mampu membawa indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menguat.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, sentimen domestik terkait dengan menguatnya mata uang rupiah serta data-data ekonomi yang telah dirilis menjadi sentimen utama bagi laju bursa saham di dalam negeri. Dimana Badan Pusat Statistik mencatat terjadi deflasi pada indeks harga konsumen selama Januari 2015 sebesar 0,24%.

Sementara itu, neraca perdagangan pada bulan Desember mengalami surplus sebesar US$ 190 juta. Kemudian nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank Selasa sore, bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp12.663 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.685 per dolar AS,”Kombinasi data ekonomi dan penguatan rupiah menopang IHSG BEI," katanya di Jakarta, Selasa (3/2).

Dia menambahkan bahwa aliran dana asing yang masuk ke pasar saham domestik juga menjadi salah satu penunjang IHSG BEI bertahan di area positif. Dalam data BEI, pelaku pasar asing membukukan beli bersih sebesar Rp335,282 miliar Selasa kemarin.

Menurut analis HD Capital Yuganur Wijanarko, di tengah volatilitas bursa saham regional dan mata uang rupiah, IHSG masih tetap mempertahankan posisinya di area positif,”Secara teknikal, kondisi itu membuka peluang bagi indeks BEI untuk menuju level di 5.330 poin berpotensi terbuka,”ungkapnya. Tercatat, perdagangan kemarin berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 230.372 kali dengan volume 5,549 miliar lembar saham senilai Rp 5,716 triliun. Sebanyak 157 saham naik, 120 turun, dan 110 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia berakhir mix sore kemarin, sebagian menguat dan sebagian lagi melemah. Data ekonomi AS dan Tiongkok yang melambat memberi sentimen negatif. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mayora (MYOR) naik Rp 875 ke Rp 25.375, Mandom (TCID) naik Rp 500 ke Rp 18.500, United Tractor (UNTR) naik Rp 300 ke Rp 17.900, dan Indocement (INTP) naik Rp 250 ke Rp 23.150.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Delta Jakarta (DLTA) turun Rp 10.000 ke Rp 330.000, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.275 ke Rp 55.700, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 900 ke Rp 9.000, dan Inti Agri (IIKP) turun Rp 780 ke Rp 2.345

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup menguat 18,523 poin (0,35%) ke level 5.294,759. Sementara Indeks LQ45 menanjak 5,098 poin (0,56%) ke level 913,486. Aksi beli banyak dilakukan investor domestik. Saham-saham konstruksi naik tinggi, banyak sahamnya diburu investor asing.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 124.316 kali dengan volume 2,655 miliar lembar saham senilai Rp 2,814 triliun. Sebanyak 177 saham naik, 91 turun, dan 89 saham stagnan. Bursa regional tak lagi kompak melemah, pada siang rata-rata bergerak variatif cenderung melemah. Bursa Singapura naik ke zona hijau menemani BEI.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mandom (TCID) naik Rp 1.000 ke Rp 19.000, Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 25.200, Indocement (INTP) naik Rp 325 ke Rp 23.225, dan Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 275 ke Rp 16.725. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.025 ke Rp 55.950, Elang Mahkota (EMTK) turun Rp 800 ke Rp 9.100, Duta Pertiwi (DUTI) turun Rp 350 ke Rp 4.850, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 250 ke Rp 11.400.

Pembukaan perdagangan, IHSG dibuka naik sebesar 11,38 poin atau 0,22% ke posisi 5.287,62. Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik sebesar 2,87 poin atau 0,32% ke posisi 911,26,”IHSG mendapat dukungan dari positifnya indeks Wall Street yang ditutup positif menyusul kenaikan harga minyak mentah," kata Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah.

Dari dalam negeri, lanjut dia, rilis data ekonomi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) juga terbilang positif, neraca perdagangan mengalami surplus serta terjadinya deflasi pada Januari. Dia  mengemukakan bahwa BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia untuk periode Desember 2014 mencatatkan surplus sebesar US$ 190 juta. Data lainnya, periode Januari 2015 Indonesia tercatat mengalami deflasi sebesar 0,24%.

Kata analis Samuel Sekuritas, Tiesha Narandha Putri menambahkan bahwa menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS akan menjadi salah satu penopang indeks BEI Selasa, (3/2). Selain itu, lanjutnya, potensi IHSG menguat juga didukung oleh spekulasi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang nantinya akan berdampak positif bagi saham-saham perbankan, properti dan konsumer.
Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 18,60 poin (0,08%) ke 24.466,14, indeks Bursa Nikkei turun 59,61 poin (0,34%) ke 17.498,33, dan Straits Times melemah 11,03 poin (0,32%) ke posisi 3.413,04. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…